Rangkaian ayat ini menampilkan adanya tegangan yang menyejarah dalam relasi antara keturunan Yakub dengan Esau, yakni bangsa Israel dan bangsa Edom. Hubungan di antara kedua bangs aini memang cukup unik setara dengan hubungan kedua nenek moyang mereka. Yakub dan Esau sempat berkonflik dalam memperebutkan hak sulung dan menghasilkan rasa permusuhan yang begitu besar, secara khusus pada diri Esau. Pada akhirnya kita memang mengetahui bahwa keduanya mengalami rekonsiliasi demi kehangatan hubungan yang lebih baik, meskipun hubungan di antara keturunan mereka tidaklah begitu harmonis.
TUHAN memberikan teguran yang cukup spesifik terhadap orang-orang Edom dengan menggunakan pegunungan Seir sebagai simbol wiilayah mereka yang akan mengalami penghukuman. Pada ayat 5 pun telah tergambar dengan cukup lugas mengenai sikap permusuhan dan kebencian yang menguasai orang Edom terhadap Israel. Sejarah ketegangan hubungan di antara dua bangsa ini memang cukup pelik yang sudah dimulai sejak masa nenek moyang mereka itu sendiri. Pada masa Musa membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah yang TUHAN janjikan, orang Edom pun sudah menunjukkan sikap permusuhan yang begitu besar atas orang Israel. Mereka tidak mengizinkan orang Israel menumpang lewat dalam damai sebagai bangsa saudara, melainkan mereka memilih memperlakukan orang Israel sebagai musuh.
Sahabat Alkitab, berdasarkan teguran Yehezkiel ini kita mendapati dampak buruk dari perpecahan yang dibiarkan terus hidup dalam diri manusia. TUHAN menegur orang Edom secara keras atas sikap permusuhan dengan hati yang diliputi oleh kebencian yang mereka berikan kepada orang Israel. Orang Edom telah membiarkan pengalaman masa lalu, bahkan yang tidak langsung mereka alami, membentuk cara pandang dan sikap hati untuk memperlakukan orang-orang Israel. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang tidak sehat dan perlu segera kita tinggalkan.
Menimbun kebencian dan menyimpang pengalaman pahit merupakan sebuah kebiasaan buruk yang disenangi oleh banyak manusia, meski ia tahu hal tersebut dapat merusak kualitas mental, karakter dan imannya. Oleh sebab itu, teguran dari TUHAN bagi bangsa Edom yang disampaikan melalui mulut Yehezkiel kiranya dapat menjadi sebuah ajakan bagi setiap kita di masa sekarang untuk membuka kembali setiap pengalaman pahit yang menimbulkan kebencian atau marah kepada orang lain. Hal ini perlu kita diupayakan agar kita terlepas dari beban luka dan jerat kebencian yang semakin menggerogoti kesehatan mental, karakter dan iman sebagai umat TUHAN.