Terdapat beberapa pertanyaan yang dapat dilekatkan pada nubuatan dalam perikop ini, misalnya: Siapa Daud yang dimaksudkan sebagai pemimpin tunggal atas kerajaan yang akan dipersatukan ini? Apakah kerajaan Israel hanya akan dipimpin oleh satu sosok tunggal, yaitu Daud? Bagaimana orang Israel yang berada di pembuangan mendapatkan ulang tanah mereka, bahkan menguasai kepempilikan untuk selama-lamanya? Bagaimana perjanjian damai yang dimaksudkan oleh TUHAN? Mengapa TUHAN mengatakan bahwa Ia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Nya, padahal umat Israel adalah umat TUHAN?
Sahabat Alkitab kita perlu menyadari bahwa nubuatan ini adalah bagian lanjutan dari inisiatif TUHAN untuk mempersatukan ulang dua kerajaan yang sudah terpecah. Tindakan ini pun perlu disertai dengan kehadiran pemimpin tunggal yang bertanggung-jawab penuh atas kehidupan seluruh umat yang telah dipersatukan dan diperdamaikan tersebut agar kehidupan mereka tetap terjaga sebagaimana mestinya. Itulah mengapa kita mendapati adanya pesan nubuat kehadiran garis keturunan Daud sebagai pemegang hak kerajaan yang berkenan di hadapan TUHAN. Seluruh hal ini dilakukan TUHAN sebagai bentuk perdamaian yang Ia hadirkan untuk bangsa Israel yang telah berdosa kepada-Nya. TUHAN pun berkenan untuk memberikan kehadiran-Nya di tengah mereka dan bersedia tinggal untuk hidup bersama umat yang telah mengkhianati-Nya tersebut. Inilah rangkaian karya besar, utuh dan lengkap yang TUHAN hadirkan bagi umat-Nya.
Sahabat Alkitab, pembacaan firman TUHAN pada hari ini telah mengingatkan kita tentang tindakan TUHAN yang selalu menyeluruh. TUHAN tidak pernah serba tanggung dalam berkarya dan menghadirkan keselamatan bagi umat yang bersedia untuk menghidupi perjanjian damai dengan-Nya. Perjanjian damai adalah prakarsa TUHAN di dalam kasih-Nya yang tak terbatas bagi segenap insan yang telah berulang kali berdosa kepada-Nya. Artinya, pesan nubuatan ini pun selalu menjadi relevan dalam hidup setiap umat TUHAN di masa sekarang, yang tidak luput dari potensi keberdosaan kepada-Nya. Oleh sebab itu, alangkah indah bagi setiap umat TUHAN untuk selalu mengingat karya kasih TUHAN yang begitu sempurna dan mengucap syukur atasnya sehingga pada saat kita berdosa, kita pun tidak menunda waktu untuk bertobat serta kembali dalam dekapan kasih-Nya.