Berita pengampunan yang kita baca barusan memiliki dampak yang begitu besar bagi perjalanan iman umat TUHAN yang sedang menjalani hidup di pembuangan. Pergumulan yang selama ini mereka tanggung akibat segala kesalahan dan dosa yang telah mereka perbuat kepada TUHAN pun akhirnya dapat mereka hadapi dengan keyakinan serta kepercayaan diri bahwa TUHAN selalu ada bersama dengan mereka. Sejak kejatuhan mereka ke tangan para penguasa asing seluruh umat TUHAN sudah mengalami goncangan iman yang sungguh besar. Setelah beragam nabi yang TUHAN utus untuk memperingati mereka dan berusaha membawa mereka kembali ke jalan yang benar justru direspons dengan tegar tengkuk, mereka pun harus menerima kenyataan pahit dengan dipaksa meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah pembuangan yang asing. Mereka pun tersadar bahwa hubungan mereka dengan TUHAN telah rusak akibat perilaku mereka sendiri. Tidak sedikit pula dari antara umat yang merasa bahwa TUHAN sudah meninggalkan dan melupakan mereka sehingga kualitas iman para umat TUHAN pun mengalami gangguan yang begitu hebat. Inilah mengapa pemberitaan pengampunan dan penerimaan ulang dari TUHAN menjadi titik sejarah iman yang begitu berarti untuk seluruh umat-Nya.

Sahabat Alkitab, pengampunan yang TUHAN berikan bagi umat-Nya adalah sebuah kesukacitaan besar. Setiap umat TUHAN yang begitu merindukan hal tersebut tentu tidak akan menyianyiakan kesempatan untuk kembali membangun hubungan yang sehat dan berkualitas bersama TUHAN. Terlebih lagi melalui perikop bacaan hari ini kita tidak sekadar melihat sebuah kalimat pengampunan dari TUHAN bagi umat yang telah melukai-Nya berulang kali, melainkan juga kita dapat merasakan kerinduan yang begitu besar dengan segala inisiatif kasih yang TUHAN lakukan untuk kembali merenggut umat kepada-Nya. Dengan kata lain, pengampunan yang TUHAN berikan bagi seluruh umat-Nya adalah sangat tulus dan sejati. Persoalannya sekarang adalah apakah umat-Nya juga merespons pengampunan tersebut secara tulus dan sikap yang asli? Atau, jangan-jangan banyak umat TUHAN yang justru mempermainkan kasih pengampunan nan tulus tersebut? Lantas, apakah anda sudah merespons pengampuann dari TUHAN dengan ketulusan?