Dalam kehidupan ini, ada kalanya kita dihadapkan pada persimpangan pilihan yang sulit. Bayangkan seorang profesional muda yang baru saja mendapat tawaran pekerjaan bergaji besar, tetapi posisi itu menuntutnya untuk melanggar prinsip kejujuran yang ia pegang teguh. Atau seseorang yang harus memilih antara pasangan yang tidak sejalan dalam iman, atau tetap setia pada keyakinannya walaupun kehilangan orang yang dia cintai. Pilihan-pilihan ini tidak hanya menguji nilai-nilai kita, tetapi juga menunjukkan sejauh mana kita berani menempatkan kehendak Tuhan di atas segalanya. Demikian pula kisah umat Tuhan seperti yang disampaikan oleh Ezra 10:20-44, sebuah perjalanan yang dipenuhi oleh keputusan-keputusan sulit dan penuh air mata.
Setelah kembali dari pembuangan, umat Israel menghadapi kenyataan pahit bahwa banyak dari mereka telah melanggar perintah Tuhan dengan menikahi perempuan asing yang tidak mau masuk dalam perjanjian Allah. Keputusan untuk memutuskan hubungan ini bukanlah sesuatu yang ringan. Ada keluarga yang terpecah, anak-anak yang kehilangan orang tua, dan hati yang terluka. Nama-nama yang tertulis dalam bagian ini menjadi pengingat abadi tentang keberanian umat Allah untuk bertindak benar di hadapan-Nya, meski harus melalui penderitaan.
Sahabat Alkitab, dalam hidup ini kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menuntut kita untuk meninggalkan sesuatu yang berharga demi mematuhi kehendak Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan adalah prioritas tertinggi, melampaui kenyamanan dan kepentingan pribadi. Dalam membangun sebuah hubungan, baik itu dalam pernikahan, persahabatan, atau kekerabatan, pastikan bahwa hubungan tersebut membawa kita lebih dekat kepada Tuhan, bukan sebaliknya. Kiranya kita diberikan kekuatan untuk berjalan di jalan Tuhan, meskipun itu penuh dengan tantangan.