Memandang dan melihat kehadiran TUHAN di tengah pergumulan memang bukanlah perkara mudah. Terdapat banyak hambatan dan penghalang yang seringkali mengaburkan ketajaman pandangan iman kepada TUHAN. Atau, tidak jarang pula kesadaran iman kita melupakan keberadaan-Nya ketika pergumulan itu telah berhasil dilalui. Inilah salah satu persoalan yang perlu digumuli oleh setiap manusia beriman agar terhanyut menjauh dari TUHAN di tengah dinamika gelombang kehidupan yang penuh dengan suka-duka.
Pengalaman bangsa Israel di tengah pembuangan menjadi salah satu narasi kesaksian iman yang perlu terus dimaknai dan dicermati oleh setiap umat TUHAN. Janji pembebasan dan pemulihan yang TUHAN sampaikan melalui nabi Yehezkiel dalam perikop ini pun memberikan kepada kita sebuah pembelajaran iman yang praktis untuk diingat, dimaknai dan dilakukan secara khusus pada saat menghadapi pergumulan.
Melalui nubuat yang termuat dalam Yehezkiel 39:25-29 terdapat dua hal yang dapat kita cermati, yakni: Pertama, pengalaman pembuangan yang dialami oleh bangsa Israel telah membawa mereka kepada kondisi ‘keterhilangan akan wajah TUHAN’; dan kedua, pembuangan telah membawa bangsa Israel untuk mengalami pembaharuan iman. ‘wajah TUHAN yang tersembunyi’ memiliki makna rusaknya hubungan antara bangsa Israel dengan TUHAN karena di tengah masa kelam pembuanganlah mereka mengalami kesulitan yang begitu besar untuk mendapati TUHAN. Namun, kondisi ini sekaligus telah membawa mereka kepada kesadaran tentang besarnya nilai kehadiran TUHAN. Itulah mengapa pada ayat 29 TUHAN berkata, ‘Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka” untuk menunjukkan akan terciptanya pembaharuan relasi antara Ia dengan bangsa Israel.
Sahabat Alkitab, perenungan terhadap firman TUHAN hari ini tidak sedang mengajak kita untuk menjadi pasif di tengah pergumulan, apalagi bersifat pasrah maupun tak realistis dalam menghadapi permasalahan. Firman TUHAN hari ini dapat menghantarkan kita kepada sebuah kesadaran tentang kehadiran TUHAN yang membawa pemulihan dalam segala aspek kehidupan, sekalipun di tengah pergumulan. TUHAN tidak pernah berdiam diri memandang umat-Nya tenggelam di tengah gelombang gumul-juang kehidupan, justru Ia hadir dengan memberikan iluminasi bagi kita dengan kemuliaan dan transformasi iman. Jangan biarkan pergumulan meruntuhkan kehidupan beriman kita kepada TUHAN.