Sahabat Alkitab, bertahan di tengah pergumulan tentu menjadi sebuah perjuangan yang, tidak jarang, begitu melelahkan. Saking beratnya pergumulan, seseorang yang ada di dalamnya pun seolah ingin menyerah. Namun, di dalam kerangka iman sebagia umat TUHAN kita percaya bahwa pengharapan dan kuasa-Nya jauh melebihi segala tekanan pergumulan serta memampukan kita untuk menghadapi semua hal tersebut.
Firman TUHAN yang datang kepada Yehezkiel ini telah menunjukkan kepada pembaca di masa sekarang mengenai kehadiran TUHAN yang tiada berhenti, sekalipun di tengah pergumulan. Pada ayat 1 sudah dengan cukup lugas digambarkan bahwa TUHAN berfirman kepada Yehezkiel ketika mereka sedang mengalami pembuangan yang sudah berlangsung sekitar 25 tahun lamanya. Artinya, sudah sekitar 25 tahun itu pula Yehezkiel beserta seluruh umat Israel harus menjalani keseharian dalam keterbatasan, tekanan dan banyaknya pertanyaan akan masa depan yang tak kunjung membaik. Namun, TUHAN justru membawa Yehezkiel untuk mengalami sebuah firman yang akan membangun kembali harapan dan iman umat yang sedang bergumul tersebut. TUHAN tidak pernah berdiam diri apalagi meninggalkan umat-Nya yang berada dalam pergumulan.
Sahabat Alkitab, kita sebagai manusia memang tidak dapat menguasai jalannya kehidupan, megnatur lama-cepatnya putaran waktu apalagi mengatur proses keseharian sesuai dengan ‘apa yang kita mau’. Itu semua adalah misteri tak terselami yang ada di dalam kuasa TUHAN, Sang sumber kehidupan. Ada sebuah pergumulan yang memang cukup cepat berlalu, namun ada pula pergumulan-pergumulan yang harus berlangsung hingga begitu lama. Namun, firman TUHAN pada hari ini telah menunjukkan bahwa kuasa TUHAN dan inisiatif kasih-Nya selalu dihadirkan bagi setiap umat. Pertanyaannya, seberapa mampu kita setia? Dan, seberapa lama kita dapat berharap dalam penyertaan-Nya yang tiada berakhir di tengah pergumulan yang seolah tak kunjung usai?