Setiap orang, secara khusus bagi mereka yang memang menginginkannya, tentu memiliki pemaknaan masing-masing tentang arti dan nilai dari sebuah pernikahan. Ada orang yang menganggap keistimewaan pernikahan perlu dirayakan dalam gegap-gempita dan mengundang banyak orang. Namun, ada pula yang lebih nyaman mengundang sedikit orang yang memang dianggap berelasi intim dengan para mempelai untuk ikut dalam perayaan pernikahannya. Anda juga mungkin memiliki pemaknaan dan cara yang berbeda untuk memaknai serta merayakan sebuah pernikahan. Setiap orang tentu memiliki hak untuk menanggapi hal ini selama dapat dilakukan dengan cara yang bertanggung-jawab dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi hubungan keluarga di masa mendatang.
Di dalam perikop ini, kita pun melihat sebuah cuplikan bentuk perayaan pernikahan dari pasangan Kidung Agung. Para penyanyi pernikahan sedang menggambarkan tentang iring-iringan para mempelai, pria dan perempuan, ke dalam lokasi penyelenggaraan pernikahan. Kita pun akhirnya dapat mengimajinasikan bagaimana momen ketika mempelai pria diiringi oleh kemewahan khas kerajaan dan mempelai perempuan diiringi oleh penjagaan dari para pahlawan perang. Semuanya dilakukan sebagai cara untuk merayakan peristiwa istimewa nan penuh makna, secara khusus bagi kedua mempelai.
Beragam instrumen yang menampilkan kemewahan maupun kehadiran para pahlawan di dalam iringan ini pun menghadirkan kepada para pembaca tentang nilai perayaan sebuah pernikahan dan upaya untuk memberikan rasa aman bagi kedua mempelai. Inilah yang idealnya sangat dibutuhkan oleh sebuah pernikahan, yakni perayaan dan kemanan. Sayangnya, banyak manusia terlalu fokus pada segala bentuk upaya yang sifatnya sementara. Padahal, pernikahan di hadapan TUHAN merupakan keutuhan komitmen untuk menjalani relasi penuh cinta yang tulus yang perlu terus dirayakan dan dijaga. Setiap orang yang sedang merencanakan pernikahan, tentu memiliki banyak pilihan untuk merayakan hari bahagia tersebut.