Kita sudah berada di ujung kumpulan syair Kidung Agung. Seperti yang tertulis di dalam ayat 13 dan 14, kita dapat melihat bagaimana kedua mempelai saling bersahutan dan mengakhiri seluruh rangkaian pujian dan perayaan akan cinta di antara mereka dengan kalimat penegasan tentang kesatuan. Keduanya mengungkapkan kerinduan yang menggebu-gebu untuk saling terikat, mengalami keutuhan relasi yang tidak perlu lagi ditunda. Maklum saja, syair ini menjadi bagian dari kegiatan pesta pernikahan yang terjadi pada kedua mempelai. Oleh sebab itu, merupakan sesuatu yang sangat wajar ketika kita melihat perkataan penuh semangat untuk menikmati keintiman dan ikatan relasi di antara mereka.
Sahabat Alkitab, selamat satu bulan terkahir kita sudah menemukan cukup banyak perenungan dan pembelajaran tentang nilai cinta berdaarkan kita Kidung Agung. Hal yang semakin menarik adalah nilai pembelajaran cinta itu tidak hanya tertutup pada hubungan suami-isteri tetapi sangat relevan untuk diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk relasi, secara khusus dengan orang terkasih dan TUHAN. Pada penghujung perenungan dari kitab Kidung Agung ini kita pun diajak untuk menyimpulkan seluruh perenungan tersebut dengan sebuah upaya pembentukan komitmen cinta. Secara lebih spesifik, kita diajak untuk membangun keutuhan cinta yang kokoh, yang dipersatukan dalam ketulusan dan harapan yang terus hidup di sepanjang umur relasi dengan orang-orang terkasih.
Melalui dua perikop inilah kita diingatkan bahwa setiap bentuk relasi yang jalin dengan orang-orang terkasih maupun dengan TUHAN tidak semestinya berjalan tanpa adanya sikap kritis maupun upaya yang perlu terus-menerus diwujudkan. Sebuah hubungan bukan hanya persoalan bagaimana kita memulainya, melainkan juga bagaimana kita menjalani dan merawat ikatan relasi itu dapat tetetap terjaga. Sungguh sangat disayangkan ketika sebuah hubungan yang awalnya dianggap penuh cinta justru berubah hambar di tengah jalan. Terlebih lagi sebagai umat TUHAN kita telah banyak mendapati contoh konkret, entah yang tertulis dalam teks firman TUHAN maupun melalui berbagai pengalaman hidup personal dengan TUHAN, bahwa cinta yang tulus dan kokoh selalu diawali, dijalankan serta dirawat dengan hasrat yang tetap membara sepanjang waktu.