Pada masa sekarang, nampaknya tidaklah sulit untuk menemukan individu-individu yang tergerus oleh keangkuhan dirinya sendiri dalam menjalankan sebuah otoritas atau kekuasaan. Biasanya, orang-orang yang demikian cenderung mengutamakan ketamakan dan sulit untuk mengendalikan kepongahan agar tidak menguasai dirinya. Sosok pemimpin yang demikian pun sangat mudah melanggar peraturan dengan anggapan akan lepas dari konsekuensi akibat kekuasaan yang ada pada dirinya tersebut.
Nadab dan Abihu merupakan contoh pemimpin atau tokoh yang menjalankan perannya dengan sewenang-wenang. Dia bertindak tidak dengan memerhatikan kaidah yang sudah ditetapkan, dalam hal ini seperti yang diberikan oleh TUHAN, melainkan dengan menggunakan hasrat personal. Tindakan mereka dengan mempersembahkan ‘api yang lain’ ke hadapan TUHAN merupakan wujud ketidakmampuan keduanya dalam mengendalikan diri serta kewajaran menjalankan peran sebagai imam. Mereka melakukan persembahan tersebut tidak lagi dengan mengikuti perintah TUHAN dan mengindahkan nilai kebenaran di hadapan-Nya.
Sahabat Alkitab, perikop ini semestinya cukup menjadi pengingat bagi setiap umat TUHAN untuk menjalankan peran dengan penuh kesadaran diri dan tetap memperhatikan pedoman untuk bertanggung jawab secara ideal. Seringkali tantangan terbesar dalam menjalankan tugas adalah ego yang tidak terkendali. Alhasil, kita, entah sadar maupun tidak sadar, justru melakukan berbagai tindakan yang justru mengganggu banyak hal bahkan menimbulkan kerugian bagi diri dan lingkungan. Perikop ini juga dapat menjadi peringatan yang baik bagi setiap orang dengan peran yang memiliki tanggung jawab otoritas agar tidak melakukan tindakan secara sembarang.