Sungguh mudah untuk mengucapkan janji dan kata-kata manis pada saat berada di tengah situasi hidup yang menyenangkan. Namun, kondisi akan jauh lebih sulit ketika kita harus memenuhi perkataan tersebut di tengah situasi yang kita anggap terlalu sulit. Alhasil, segala pikiran dan pertimbangan lebih kita arahkan demi kepentingan serta kenyamanan diri sendiri. Kondisi ini marak terjadi dalam kehidupan beriman seseorang. Biasanya, jauh lebih mudah untuk bersyukur dan mengucapkan perkataan indah sebagai wujud kesungguhan iman kepada Tuhan pada saat berada dalam pengalaman hidup yang penuh kebahagiaan dibanding berada dalam situasi hidup penuh pergumulan. Bahkan, tidak sedikit pula orang yang justru berubah menjadi pemberontak terhadap Tuhan bahkan meninggalkan-Nya. Itulah mengapa, diperlukan keteguhan dan konsistensi diri dalam menjalani hidup beriman bersama Tuhan.
Seluruh pengelihatan yang didapatkan oleh Zakharia telah mengarahkan perhatian dan kesadaran iman seluruh umat Israel bahwa janji mesianik itu segera terpenuhi. Janji ini tentu sangat dinantikan oleh mereka yang sudah puluhan tahun mengalami pembuangan di tanah asing. Salah satu dampak terhadap diri mereka dari pengalaman sulit itu adalah melemahnya kepekaan iman terhadap perkataan Tuhan. Itulah mengapa, salah satu dampak dari pengelihatan yang diterima nabi Zakharia pada ayat 11 adalah membimbing ingatan para umat terhadap penggenapan nubuatan Mesianik yang sudah Tuhan sampaikan melalui mulut para nabi sebelumnya.
Tuhan ingin menunjukkan kepada umat-Nya bahwa Tuhan tidak pernah melupakan segala perkataan yang telah Ia sampaikan kepada mereka. Meskipun pengalaman pembuangan harus mereka jalani dalam jangka waktu yang cukup lama, namun seluruh kondisi tersebut tidaklah menurunkan kualitas firman Tuhan. Itulah mengapa pekerjaan kenabian Zakharia mengandung nilai penggenapan nubuatan mesianik yang kuat.
Sahabat Alkitab, sebagai manusia yang hidup dalam keterbatasan kita perlu mawas diri terhadap dampak dari segala pergumulan hidup yang kita alami. Tidak jarang, beragam situasi hidup yang tidak menyenangkan dapat mengalihkan hingga mereduksi kualitas kepercayaan kita kepada segala firman Tuhan. Permenungan ini pun telah menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan firman-Nya, bahkan Ia tidak membiarkan umat-Nya terhilang dalam arus pergumulan hidup yang justru membuat mereka menjauh dari-Nya.