Seberapa sering anda ikut ibadah di gereja? Atau, seberapa sering anda melakukan doa dan pujian pribadi maupun bersama keluarga di rumah? Setiap orang tentu memiliki jawaban dengan intensitas sesuai dengan kebiasaan dan targetnya masing-masing. Pertanyaan-pertanyaan ini pun tidak dimaksudkan untuk membangkitkan semangat kompetitif dalam melakukan ritus spiritualitas sebagai umat Tuhan, melainkan ingin mengarahkan kita kepada sebuah perefleksian diri untuk memiliki kedalaman serta kesungguhan disiplin iman dalam menjalankan semuanya. Hal ini dianggap perlu untuk diperhatikan mengingat mudahnya kita terjebak pada formalitas rutinitas ritus dibanding pemaknaan yang penuh kesadaran dan rasa dalam menjalaninya.
Kritik ini pula yang muncul dari suara kenabian Zakharia. Tuhan dengan tegas menggugat kebiasaan ritus yang dijalankan oleh bangsa Israel. Pasalnya, mereka menganggap kebiasaan menjalankan sejumlah ritus yang sudah dilakukan turun-temurun sejak masa nenek moyang adalah cukup di hadapan Tuhan. Lebih parah lagi, mereka melakukannya sebatas formalitas dan menganggap itu semua sebagai ‘tiket’ untuk mendapatkan berkat Tuhan. Mereka justru kehilangan ikatan rasa dan pemaknaan yang penuh kesadaran iman terhadap setiap bentuk disiplin spiritualitas tersebut.
Sahabat Alkitab, sebagai umat Tuhan kita tentu sudah tidak asing dengan beragam bentuk ritus iman sesuai dengan tradisinya masing-masing. Setiap kelompok tentu memiliki landasan teologis dan tujuannya masing-masing yang tidak perlu saling dipertentangkan. Namun, permenungan firman Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk melakukan penilikan ke dalam diri masing-masing sebagai umat Tuhan, yakni: Apakah kita melakukannya untuk Tuhan atau jangan-jangan kita menjalaninya dalam egosentrisme? Kita perlu berhati-hati agar tidak menggeser posisi Tuhan dalam setiap bentuk ritus yang kita jalani, entah itu yang kita lakukan secara personal maupun komunal. Semua ritus yang kita lakukan semestinya menjadi bentuk disiplin untuk membentuk iman yang berpaut pada Tuhan dan relasi yang semakin intim bersama-Nya.