Menjelang akhir dari tulisannya, Paulus semakin menitikberatkan pesan pada pengajaran yang sangat pragmatis bagi jemaat di Galatia. Ia secara lugas menghubungkan esensi beriman dengan sikap hidup berkomunitas yang semestinya menjadi hasil dari kualitas iman sebagai pengukit Tuhan. Melalui pesannya tersebut, Paulus mengingatkan jemaat bahwa kondisi komunitas akan sangat dipengaruhi oleh kualitas hidup beriman dari setiap anggota yang ada di dalamnya. Maksudnya, setiap anggota yang hidup dalam pimpinan Roh akan selalu menghasilkan dampak hidup yang memang berkualitas sebagai umat Tuhan. Sedangkan sebaliknya, hidup anggota yang lebih mengutamakan keinginan daging justru hanya akan memperluas peluang terbentuknya kondisi hidup yang meresahkan.
Sahabat Alkitab, sebagai pengikut Kristus kita tidak dapat menampilkan sikap hidup yang ‘bermuka dua’ atau dualism orientasi kehidupan. Kita tidak dapat mengaku percaya kepada Kristus, namun hidup jauh dari nilai-nilai iman yang bertanggung jawab kepada Kristus. Kita tidak dapat mengakui hidup di bawah pimpinan Roh, namun masih lebih memilih untuk menghasilkan perbuatan-perbuatan keinginan kedagingan. Biarlah pengajaran Paulus yang kita baca pada hari ini menjadi pengingat iman untuk terus menjalani hidup dengan penuh integritas iman, yakni keterkaitan antara pengakuan dan sikap iman yang nyata dalam keseharian.
Integritas iman sebagai umat Tuhan berarti menghasilkan perbuatan-perbuatan yang layak menjadi indikator komitmen sebagai pengikut Kristus. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada kualitas diri sendiri, tetapi juga terhadap relasi dengan orang lain dan kehadiran kita di tengah dunia. Selain itu, hidup yang dipimpin oleh Roh juga menjadi peluang bagi hadirnya karya damai sejahtera Tuhan. Sedangkan, hidup yang lebih mengikuti keinginan daging justru akan semakin menjadi penghambat bagi segala pekerjaan Roh Kudus. Jadi, apakah anda mau menjadi penerus atau penghambat karya Roh?