Terdapat sebuah kondisi medis pada seorang manusia yang sulit mempertahankan fokus akibat beberapa faktor yang terjadi pada tubuh. Brain fog adalah suatu sindrom yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang yang biasanya ditunjukkan dengan mudah lupa, tidak berpikir jernih maupun sulit berkonsentrasi. Brain fog telah menjadi bentuk nyata bahwa segala perilaku keseharian yang tidak sehat memang dapat mengganggu kualitas fokus pikiran hingga memengaruhi efektivitas seseorang dalam menjalani aktivitasnya. Gangguan fokus pikiran seperti brain fog juga dapat terjadi dalam kehidupan beriman.
“Siapa yang telah memesonakan kamu?” adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh Paulus kepada jemaat Galatia yang terkesan retorik padahal mengandung aspek reflektif yang sangat mendalam. Kritik Paulus masih berkaitan dengan pesan yang ia berikan pada ayat-ayat sebelumnya, yakni perihal peralihan fokus iman jemaat di Galatia dari Kristus menuju hukum taurat. Pengajaran dari para pihak yang ingin menjadikan hukum taurat sebagai sentra keselamatan, ternyata telah mampu menyilaukan pandangan iman jemaat dari Kristus. Pada ayat-ayat ini kita dapat memastikan bahwa ternyata jemaat di Galatia memang mulai meyakini hukum taurat sebagai cara untuk mendapatkan keselamatan. Pemahaman iman semacam ini pun secara tidak langsung telah menolak kuasa penyelamatan yang Kristus berikan. Artinya, jemaat di Galatia tidak mengamini bahwa keselamatan yang mereka dapatkan berasal dari Kristus melainkan dari kemampuan mereka memenuhi hukum taurat Yahudi.
Sahabat Alkitab, nampaknya pertanyaan Paulus yang muncul pada ayat 1 pun perlu kita jawab secara personal. Secara khusus, di tengah kehidupan yang berisikan ragam distraksi fokus iman adalah penting bagi kita untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan kejujuran dan ketulusan di hadapan Tuhan. Selain itu, pertanyaan ini juga dapat menjadi sebuah indikator bagi kita untuk mengukur kualitas fokus iman kepada Kristus. Apakah kita masih memberikan fokus, entah dalam pikiran dan hati, kepada Kristus? Atau, jangan-jangan kita justru mulai beralih kepada hal-hal lain yang kita anggap lebih menarik untuk diperhatikan? Jadi, Siapakah yang telah memesonakan hatimu, Kristus atau yang lain?