Pergumulan yang kita alami dalam kehidupan akan terasa semakin berat saat muncul pemikiran bahwa Allah telah menjauh dari kehidupan kita. Bukankah itu yang sering kita pertanyakan saat hidup penuh dengan tantangan? Namun sebetulnya dengan respon iman yang tepat, justru kesulitan tersebut menampilkan kasih serta kuasa Tuhan yang sungguh nyata. Kesaksian inilah yang coba diungkapkan oleh pemazmur dalam mazmur 42: 7-12.
Pemazmur mengungkapkan pengalamannya yang teramat berat karena kemalangan yang tiada henti menghampiri. Pertanyaan yang bernada mengejek dari para musuh, “Dimana Allahmu?”, menjadi sebuah penghinaan yang menyakitkan bagai “tikaman maut ke dalam tulang”. Hal ini dikarenakan ungkapan tersebut bukan hanya menodai nama pemazmur tapi juga Allah. Seolah Allah tidak mampu menolong pemazmur. Namun pada akhirnya pemazmur membuktikan, sekalipun jiwanya tertekan, pengharapan kepada Allah tidak akan pernah hilang dan justru menjadi kekuatan dan syukur.
Sahabat Alkitab, selama Allah masih menganugerahkan nafas kehidupan sesungguhnya tantangan dan pergumulan kehidupan akan selalu ada. Justru dalam setiap tantangan yang terselesaikan, ada maksud dan tujuan Allah yang dinyatakan kepada kita. Sebagaimana pemazmur ungkapkan bahwa Allah senantiasa memedulikan umat-Nya dan tidak membiarkan umat yang dikasihi-Nya berada dalam kesulitan untuk selama-lamanya.