Marilah kita menilik ke dalam diri sendiri dan menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan berikut: Seberapa sering anda melakukan kesalahan yang anda baru sadari pada beberapa waktu kemudian? Seberapa banyak kesalahan yang anda putuskan untuk lakukan meski sudah menyadari letak kebersalahannya? Kemudian, mengapa anda tetap melakukan sebuah tindakan salah meski sudah menyadari bahwa hal tersebut adalah sebuah kesalahan? Atau paling tidak, menurut anda mengapa seseorang melakukan sebuah kesalahan dengan penuh kesadaran? Tentu saja jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini sangatlah beragam, sesuai dengan pengalaman, situasi dan kondisi yang dialami oleh masing-masing individu. Namun, pada hari ini firman Tuhan telah mengingatkan kita tentang pentingnya daya kritis iman untuk bertahan di tengah beragam potensi kebersalahan sebagai manusia.
Paulus mengingatkan jemaat di Galatia bahwa pada dasarnya manusia selalu berada di tengah pilihan untuk hidup menuruti Roh atau keinginan daging. Secara sederhana, manusia selalu dapat memilih untuk berkomitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan atau lebih memilih menuruti keinginan diri sendiri meski harus bertentangan dengan kehendak Tuhan tersebut. Setiap umat Tuhan mungkin memahami bahwa jati dirinya sebagai pengikut Kristus berarti memberikan diri untuk hidup dalam pimpinan Roh. Namun, pada kenyataannya keputusan tersebut tidaklah serba mudah untuk diwujudkan. Selalu ada dorongan kedagingan yang mengimpit komitmen kita dalam mengikuti pimpinan Roh, sehingga entah sadar maupun tidak sadar, kita justru mengikis komitmen iman dan beralih kepada keinginan daging. Itulah mengapa, setiap umat Tuhan perlu memiliki daya kritis iman agar tidak termanipulasi oleh beragam dorongan daging yang hanya akan menjauhkan kita dari pimpinan Tuhan.
Pada saat ini kita pun mendapatkan undangan untuk membangun sikap hidup beriman yang cermat dan peka terhadap segala kerapuhan diri sendiri dalam menjalani komitmen hidup dalam pimpinan Tuhan. Setiap teks firman Tuhan yang kita baca dan renungkan, serta setiap pemberitaan firman yang kita dengarkan tidak akan menemui tingkat utama efektivitas terhadap pertumbuhan iman kita, jika tidak diiringi dengan daya kritis dan komitmen yang tidak serba tanggung.