Pada bagian ini Paulus kembali memerhatikan perihal status orang Israel di tengah konsep keselamatan dari Allah. Lebih rinci, Paulus mengingatkan jemaat yang tidak memiliki garis keturunan suku Israel agar tidak menganggap rendah orang Israel hanya karena mereka juga telah mendapatkan keselamatan melalui iman. Memang betul, mereka yang tidak berasal dari garis keturunan Israel juga mendapatkan akses untuk mengalami keselamatan melalui iman. Namun, itu semua merupakan anugerah Allah yang sekaligus tidak berarti menjadikan mereka memiliki nilai yang lebih tinggi dari keturunan Israel maupun orang lain di hadapan Allah. Konsep dasarnya adalah anugerah keselamatan dari Allah yang terbuka bagi semua orang, tidak hanya terbatas pada orang Israel, telah menempatkan semua orang berada pada nilai yang setara sehingga tidak selayaknyalah mereka yang merasa telah mendapatkan keselamatan justru bersikap pongah terhadap yang lain. Pengajaran dari Paulus ini menjadi penting bagi pertumbuhan iman jemaat agar mereka tidak justru bertumbuh dalam kesombongan. Pasalnya merasa mendapatkan favoritisme dari Allah merupakan kondisi yang sangat mungkin muncul pada diri mereka yang merasa telah selamat. Padahal, keselamatan tersebut adalah hasil dari anugerah Allah bukan karena pencapaian personal.
Sahabat Alkitab, kita pun perlu memaknai keselamatan yang kita dapatkan dari Allah dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran misional di tengah konteks kehidupan yang majemuk. Maksudnya, jangan sampai kita justru terhanyut dalam kepongahan dan narsisme yang membuat kita menjadi pongah terhadap orang lain yang kita anggap berada di luar keselamatan. Kita tidak sepantasnya untuk merendahkan, apalagi merasa memiliki nilai yang paling penting dibanding orang lain. Justru, keselamatan yang kita miliki ini semestinya membangkitkan kerendahan hati karena kesadaran bahwa semua itu hanyalah hasil dari anugerah Allah. Artinya, Allah dapat memberikan itu semua kepada siapa pun yang ia berkenan sehingga tidak sepantasnya kita merasa memiliki hak eksklusif untuk membatasi ruang gerak keselamatan Allah tersebut dengan membuat klasifikasi siapa-siapa saja yang tidak berhak dan tidak layak untuk mengalaminya.