Sahabat Alkitab, kesombongan iman dapat membuat kita justru kehilangan keselamatan yang berdasarkan anugerah Allah. Mengapa demikian? Karena pada saat kita merespons anugerah tersebut dengan bersikap angkuh di tengah kehidupan dengan sesama, yakni pada saat kita menganggap rendah nilai orang-orang yang kita anggap berada di luar keselamatan, sesungguhnya kita pun sedang menempatkan diri sebagai penentu kuasa keselamatan tersebut. Secara tidak sadar, kita telah menganggap keselamatan sebagai pencapaian personal, merasa bahwa kita jauh lebih berharga di hadapan Allah dibanding orang-orang tersebut. Padahal, keselamatan tersebut merupaan bentuk kemurahan hati Allah, anugerah yang juga tersedia bagi setiap orang lain.
Pesan lain dalam tulisan Paulus ini yang juga perlu kita perhatikan adalah mengenai dampak buruk dari kekeliruan cara pandang iman yang dapat membawa kita untuk menjauhkan dari relasi yang sehat bersama Allah itu sendiri. Hal ini akan muncul pada saat kita membiarkan diri hanyut dalam kesombongan beriman dengan merendahkan nilai orang lain yang kita anggap tidak setara dengan kita di hadapan Allah. Sesungguhnya hal tersebut tidak hanya menjadi bentuk kesombongan di hadapan sesama, melainkan juga wujud kesombongan diri di hadapan Allah, Sang Pemberi anugerah yang kita miliki saat ini. Paulus pun memberikan penegasan atas konsekuensi dari kesombongan iman, yakni tercerabutnya kita dari pohon yang mengalami kehidupan oleh Allah. Kondisi ini bukan berarti Allah memiliki syarat, melainkan sebagai hasil dari tindakan kita sendiri yang tidak mampu memaknai dengan mendalam atas kesempatan menghidupi anugerah Allah tersebut. Pada intinya, tulisan Paulus ini telah menjadi pengingat bahwa kita perlu menjalani relasi beriman dengan Allah dalam kerendahan hati yang mewujud melalui cara kita memperlakukan sesama agar tidak terperosok dalam kesombongan iman yang justru akan menjauhkan kita dari Sang Pokok Kehidupan. Jadi, Marilah kita terus bertumbuh sebagai umat umat percaya yang menghidupi iman dalam kerendahan hati di hadapan Allah, Sang Pemberi anugerah.