Lingkungan hidup memiliki dampak yang sangat besar terhadap kualitas pertumbuhan makhluk hidup. Entah manusia, hewan maupun tumbuhan akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka hidup yang juga akan berdampak pada efektivitas dan kualitas hidup mereka itu sendiri. Pada bacaan firman TUHAN hari ini, kita pun diperhadapkan pada sebuah perintah dari TUHAN kepada Paulus untuk meninggalkan Yerusalem, sebuah kota yang tidak akan menerima karya pelayanannya sebagai pelayan firman Kristus. TUHAN telah dengan sangat tegas berkata, “Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.” Pernyataan ini telah menunjukkan bahwa Yerusalem bukanlah lingkungan yang tepat untuk Paulus dan tidak sehat untuk pelayanannya kelak. Kita pun harus mengingat bahwa seruan ini tidak berarti TUHAN tidak memedulikan Yerusalem, melainkan fokus utama dari pernyataan tersebut adalah masa depan dan efektivitas pelayanan Paulus kepada TUHAN.
Pada hari ini kita melihat mengenai cara TUHAN memberikan bimbingan kepada Paulus untuk pergi menuju lingkungan yang tepat. Yerusalem bukanlah fokus utama dari karya pelayanannya Paulus, melainkan TUHAN mengutus ia untuk berkarya di tempat lain. TUHAN membimbing Paulus untuk keluar dari sebuah zona yang ia anggap aman dan nyaman sehingga Paulus mampu menghasilkan pelayanan firman yang jauh lebih efektif. Namun, bimbingan itu pun ternyata tidak serta-merta diterima oleh Paulus dengan beragam pertimbangan yang ia miliki. Berdasarkan ayat 19 dan 20, nampaknya Paulus menyangka bahwa rekam jejak pelayanannya di Yerusalem akan membuat masyarakat Yahudi menerimanya dengan terbuka. Meski demikian, pemikiran Paulus tersebut terbukti salah seperti yang digambarkan oleh ayat 22. Pada momen itulah, bimbingan TUHAN kembali terbukti untuk Paulus.
Sahabat Alkitab, terkadang bimbingan TUHAN memang sulit untuk diterima oleh pertimbangan kita sebagai manusia, terlebih lagi ketika bimbingan itu justru mengarahkan kita keluar dari zona nyaman. Pertanyaannya sekarang adalah ‘apakah kita mau mengikut bimbingan itu atau tetap berkeras hati menurut pertimbangan diri sendiri?’