Paulus telah rela meninggalkan segala kenyamanan dan kenikmatan status yang ia miliki pada masa lalu untuk kemudian ia melanjutkan hidup menyongsong masa depan bersama Kristus. Meskipun, hal ini berarti ia tidak dapat menikmati pengalaman ‘seindah’ masa lalu. Paulus harus meninggalkan segala popularitas, penghormatan, akses kenyamanan yang melimpah atas perannya di tengah orang Yahudi, Namun, inilah perubahan cara pandang dan orientasi dari Paulus mengenai hidup dan esensi kenikmatan itu sendiri. Tulisannya pada ayat 7 telah cukup menegaskan perubahan orientasi hidupnya tersebut, bahwa “Tetapi, apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap kerugian karena Kristus.” Paulus telah memberikan sebuah kesaksian mengenai pertumbuhan iman di dalam Kristus yang selalu disertai dengan perubahan orientasi hidup yang semakin selaras dengan injil Kristus, bukan justru berkebalikan dengan-Nya.
Sahabat Alkitab, marilah kita renungkan firman TUHAN pada hari ini sebagai cara untuk memaknai kesungguhan diri dalam mengikut Kristus. Kita dapat melakukannya dengan mencermati mengenai perubahan-perubahan apa saja yang telah kita alami, yang tentunya menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus? Apakah ada cara hidup, yang bertentangan dengan injil Kristus, yang telah dapat kita tinggalkan? Atau, apakah kita masih berkutat terhadap satu-dua hal yang terus menahan kita untuk mengarahkan pikiran, hati dan komitmen hidup kepada Kristus? Kiranya kesaksian dari Paulus dapat menjadi dorongan daya bagi setiap umat TUHAN untuk juga mengalami perubahan hidup menjadi pribadi yang semakin serupa dengan Kristus.