Perjalanan misi peperangan yang Saul miliki tidak dapat berjalan mulus sesuai rencana dan strategi yang telah dipersiapkan. Lebih tepatnya, Tuhan tidak memberikan tanda yang menunjukkan kehendak-Nya terhadap langkah yang akan diambil oleh Saul dan rakyat Israel yang pergi berperang bersamanya. Segala usaha untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan pun berujung sia-sia alias tanpa hasil. Tuhan tidak memberikan tanda apa pun kepada mereka. Usut punya usut, ternyata ada hambatan yang berasal dari dalam tubuh bangsa Israel itu sendiri, bukan dari Tuhan maupun dari orang lain. Lebih tepatnya Yonatan, anak Saul, adalah pihak yang melanggar sumpah yang telah dibuat Saul sebelum mereka memulai rangkaian peperangan tersebut. Memang sumpah yang dibuat Saul adalah sesuatu yang tidak bijak untuk dilakukan dan pada akhirnya Yonatan memang luput dari dampak pelanggaran terhadap sumpah tersebut. Namun, narasi yang muncul dalam perikop ini telah menunjukkan kepada kita bahwa tetap ada konsekuensi atas keputusan yang Saul lakukan. Terlepas dari keputusan Saul untuk bersumpah yang ternyata justru merugikan bangsanya sendiri, namun selalu ada konsekuensi yang tidak dapat ditampik atas segala keputusannya.

Sahabat Alkitab, pada hari ini kita disapa oleh firman Tuhan dengan sebuah nilai pembelajaran untuk bersikap bijak terkait segala konsekuensi dari tindakan maupun setiap keputusan yang kita ambil dalam sepanjang perjalanan kehidupan ini. Itulah mengapa, kita tidak boleh secara sembarang bertindak tanpa melakukan pertimbangan yang matang terhadap segala kemungkinan yang ada. Terkadang, sebagai manusia yang terlalu mudah dikuasai nafsu dan keinginan pemenuhan ego, kita sangat mudah mengambil tindakan yang sifatnya menghasilkan kepuasan yang sementara. Padahal, tanpa kita sadari, ada kondisi merugikan yang sedang menantikan kita di masa mendatang. Memang, masa depan dan segala yang akan muncul di kemudian hari adalah sesuatu yang sifatnya misteri serta berada di luar kehendak manusia. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa ada cukup banyak hal yang sudah bisa kita perhitungkan pada saat mempertimbangkan satu-dua keputusan dalam hidup ini. Itulah sebabnya, sebagai umat Tuhan kita selalu membutuhkan tuntunan Roh Kudus dan kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan dalam setiap pengambilan keputusan.