Banyak kisah insipratif yang berasal dari pengalaman hidup orang-orang yang berjuang keras untuk mengalami kesuksesan dalam hidupnya. Tolok ukur kesuksesan dari orang-orang itu pun beragam. Ada orang yang sukses dalam bidang ilmu pengetahuan atau berbagai proyek dengan dampak sosial maupun lingkungan hidup yang tinggi. Ada juga orang yang sukses dalam bidang perekonomian maupun politik praktis. Persoalannya adalah ketika kisah insipiratif kesuksesan tersebut dinilai hanya berdasarkan hasil suksesnya, namun mengesampingkan proses ‘jatuh-bangun’ yang perlu dijalani oleh orang yang bersangkutan.
Teks Amsal pada hari ini sudah cukup tegas dan lugas mengajarkan kita perihal pentingnya menjalani hidup sebagai proses pembentukan yang tidak instan. Oleh sebab itu, diperlukan aspek keseriusan dalam tekun menggeluti setiap proses dan pengharapan yang tidak padam kepada TUHAN. Nampaknya penyair Amsal pun menyadari bahwa melakoni ketekunan dalam menjalani proses bukanlah sebuah perkara mudah dan tanpa tantangan. Dia sangat menyadari bahwa ada kalanya seseorang patah arang pada saat berjuang untuk tekun berproses. Namun, pada saat itu pula penyair Amsal mengajarkan kita agar tidak terhanyut oleh kekalutan hingga pupus dalam kekuatiran. Oleh sebab itu, diperlukan perkataan baik yang membangkitkan jiwa yang sedang bergumul seperti itu, tentunya perkataan yang bersumber dari firman TUHAN.
Sahabat Alkitab, firman TUHAN pada hari ini telah mengajak kita agar tetap optimis, tekun dan berpengharapan dalam menjalani kehidupan. Setiap proses kehidupan dengan segala fase ‘jatuh-bangun’ yang kita alami merupakan bagian dari pembentukan yang sehat untuk setiap manusia yang bergantung harap pada TUHAN. Oleh sebab itu, selamat menghadapi proses dengan tekun dan penuh harapan kepada-Nya.