Pada masa sekarang, prinsip hidup tanpa Tuhan sudah menjadi sebuah produk gaya hidup yang semakin populer. Banyak orang yang mulai menganggap bahwa Tuhan hanyalah konsep buatan manusia yang tidak dapat dibuktikan dan tidak sahih untuk tetap dimaknai secara objektif. Ada yang menganggap bahwa kondisi ini terjadi akibat perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan ada pula yang menganggap bahwa hal ini muncul akibat ‘kegagalan’ agama dalam mendampingi manusia menghadapi realitas hidupnya. Selain itu, tentu ada faktor lain yang juga sangat spesifik yang membuat seseorang menganggap beragama dan ber-Tuhan tidak lagi relevan bagi dirinya sebagai seorang manusia.
Bacaan Amsal pada hari ini dapat memberikan kita sebuah bahan permenungan mengenai nilai takut akan Tuhan dalam hidup umat percaya. Takut akan Tuhan yang dimaksud bukanlah sebuah tekanan atau tuntutan yang membebani umat, melainkan sebagai bentuk pengakuan kebutuhan relasi yang intim antara ia dengan sang Tuhan. Itulah mengapa pada ayat 26 penyair Amsal memberikan gambaran atas bentuk hidup seorang manusia yang penuh ikatan relasi dengan Tuhan. Baginya, Tuhan merupakan sandaran dan perlindungan bagi setiap manusia yang takut akan Dia, yakni bagi setiap manusia yang menyadari perlunya ikatan relasi antara ia dengan Tuhan. Takut akan Tuhan itu pula yang menjadi pemenuhan kebutuhan sekaligus sebagai jaminan yang menghadirkan rasa puas dan aman menghadapi realitas hidupnya. Namun, kondisi ini hanya dapat terjadi ketika orang tersebut memahami dan menyadari terlebih dahulu atas nilai dari kebutuhan berelasi dengan Tuhan.
Sahabat Alkitab, sebagai umat percaya kita perlu terus menggumuli dan memperbaharui pemaknaan terhadap relasi antara kita dengan Tuhan. Hal ini pun menjadi semakin mendesak untuk dilakukan mengingat kenyataan hidup masa sekarang yang penuh dengan beragam cara pandang dan gaya hidup yang dapat memisahkan kita dari ikatan relasi yang intim dengan Tuhan. Ingatlah bahwa takut akan Tuhan bukanlah beban bagi umat percaya, melainkan menjadi bentuk pengakuan kebutuhan relasi antara kita dengan sang Sumber Kehidupan.