Pada berita nubuatan yang hadir melalui nabi Yeremia ini, Tuhan sedang mengajarkan kepada umat-Nya untuk setia menjalani hidup sebagai proses pembentukan karakter, mental dan iman yang sehat. Terdapat janji-janji pemulihan yang muncul dalam berita nubuatan ini, namun itu semua akan menjadi kenyataan jikalau umat Tuhan mau menjalani kenyataan hidupnya sebagai proses yang mebentuk mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan pun menyediakan akses yang begitu terbuka lebar bagi umat untuk menikmati dan mengalami kehadiran-Nya secara nyata, namun itu semua juga perlu mereka sadari sebagai hal yang penting dan berharga.
Masa hidup pembuangan umat ke Babel bukanlah sekadar penghukuman retributif, namun memiliki aspek restoratif yang mengembalikan pulihnya kesadaran iman dan kualitas karakter umat Tuhan. Mereka yang telah menjadi tidak setia kepada Tuhan dimaksudkan mampu menyadari kesalahannya untuk kembali membangun kesetiaan iman dan karakter yang sejati sebagai umat Tuhan. Ini semua pun membutuhkan proses yang tidak dapat terwujud secara instan. Oleh sebab itu, firman Tuhan pun hadir bagi umat yang sedang berada dalam pembuangan di Babel pada saat itu agar mereka menjalani kenyataan hidupnya tersebut sebagai proses untuk membentuk diri menjadi umat Tuhan yang sejati.
Sahabat Alkitab, renungan firman Tuhan pada hari ini kiranya menuntun pada kesadaran bahwa kita perlu menghadapi dan memaknai setiap kenyataan hidup sebagai proses pembentukan diri untuk menjadi semakin berkualitas sebagai umat Tuhan. Artinya, berbagai situasi hidup, entah yang menyenangkan maupun menyusahkan, menenangkan maupun menegangkan, tidaklah terjadi tanpa pengawasan dan penyertaan Tuhan. Justru, kita perlu menyadari bahwa Tuhan sedang berkarya untuk membentuk diri kita menjadi semakin kokoh dan berkualitas sebagai pribadi-pribadi yang bergantung pada Diri-Nya. Kita hanya perlu mengolah diri dalam setiap momen kehidupan yang terjadi, bukan hanya mengeluh dan mempersalahkan Tuhan atas ketidaknyamanan yang kita rasakan.