Bagi seorang raja termasuk di kerajaan Israel, pernikahan dan anak, terkhusus laki-laki merupakan salah satu strategi politik untuk mempertahankan kekuasaan. Pernikahan terjadi bukan hanya karena perasaan saling mencintai, melainkan juga cara untuk menjalin relasi diplomatik dengan kerajaan lain. Pada akhirnya, anak laki-laki pun demikian. Karena kekuasaan diturunkan lewat darah, maka anak laki-laki menjadi cara untuk mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan, bahkan setelah raja tersebut turun tahta. Demikianlah yang disadari betul oleh Rehabeam, sehingga ia menempatkan anak-anaknya dari berbagai istri pada posisi-posisi penting di pemerintahan. Namun dari strategi rehabeam tersebut, terlihat ia menyadari bahwa kekuasaan dapat membutakan seseorang, bahkan tanpa memandang hubungan darah. Potensi konflik antara anak-anak Rehabeam dalam memperebutkan kekuasaan sangatlah besar, maka pembagian kekuasaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi konflik-konflik yang tidak perlu.
Rehabeam juga telah memilih dan mempersiapkan salah satu dari dua puluh delapan anak laki-lakinya untuk meneruskan tahta kerajaan Israel. Ia memilih Abia, anak dari istri kesayangannya yaitu Maakha, meskipun ia bukanlah anak laki-laki tertua. Keseriusan Rehabeam menyiapkan Abia nampak pada tugas yang diberikan padanya. Abia ditunjuk sebagai pemimpin atas saudara-saudaranya. Tugas ini bermanfaat bagi Abia untuk melatih kemampuan kepemimpinan. Sehingga kelak jika waktunya tiba, ia dapat tugasnya dengan baik.
Sahabat Alkitab, pertanyaan yang sering kali muncul ialah apakah kepemimpinan merupakan talenta atau sesuatu yang bisa diasah dan dipelajari? Mungkin benar bahwa seseorang kadangkala dianugerahkan talenta untuk memimpin, tetapi kepemimpinan sesungguhnya juga dapat diasah dan dipelajari. Pada saat ini kita melihat Rehabeam melakukan upaya-upaya sistematis untuk menyiapkan anaknya sebagai seorang pemimpin. Itu berarti kepemimpinan justru lahir dari situasi-situasi tertentu yang merangsang jiwa kepemimpinan seseorang untuk terus bertumbuh. Kadangkala yang dibutuhkan oleh seseorang adalah kesempatan bahwa dirinya dapat dipercaya sebagai seorang pemimpin. Maka yang perlu kita lakukan adalah memohon pertolongan Tuhan agar dapat memanfaatkan kesempatan tersebut. Mungkin kita perlu belajar dari Rehabeam yang melihat kepemimpinan sebagai sebuah proses.