Setelah mendapatkan perintah untuk melakukan aksi kenabian sebagai nubuat atas masa depan bangsa Israel. Yeremia pun merespons Tuhan dengan sebuah pengakuan sekaligus ucapan syukur atas keagungan dan keadilan Tuhan. Yeremia melakukan kilas balik secara singkat untuk merujuk pada seluruh karya Tuhan yang terekam secara jelas dalam hidup bangsa Israel. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting, bukan untuk Tuhan melainkan untuk orang-orang Israel yang menjadi target dari nubuat Tuhan.
Melalui pernyataannya, Yeremia juga sedang mengajak seluruh umat Israel untuk mengingat setiap pemeliharaan yang sudah Tuhan hadirkan dalam perjalanan sejarah bangsa mereka. Sejak awal, Tuhanlah yang berinisiatif memberikan penyelamatan dan pemeliharaan untuk bangsa Israel. Di tengah pemberontakan iman yang dilakukan oleh mereka maupun nenek moyang mereka, Tuhan pun tetap membuka tangan-Nya untuk memberikan kehangatan kasih pemeliharaan-Nya bagi bangsa Israel. Seluruh ketegasan yang Tuhan tujukan bagi Israel tidaklah menjadi tanda munculnya kebencian Tuhan bagi mereka, melainkan sebagai wujud kerinduan Tuhan agar mereka selalu berelasi intim dengan-Nya.
Pernyataan iman Yeremia ini telah menunjukkan bahwa perenungan melalui ingatan terhadap karya-karya Tuhan dalam hidup merupakan langkah konret yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan relasi dengan Tuhan. Kemampuan iman kita dalam memegang janji Tuhan tidaklah muncul secara instan, melainkan perlu diupayakan melalui pelatihan iman. Mengingat dan merenungkan setiap karya Tuhan dalam kehidupan kita pun menjadi tindakan sangat nyata yang dapat kita wujudkan sebagai pelatihan iman tersebut. Melalui mengingat, kita akan semakin terhubung dengan sang Tuhan. Melalui mengingat, kita akan semakin tersadar dan yakin atas janji-janji Tuhan. Melalui mengingat, kita akan semakin terikat dengan seluruh perkataan Tuhan. Melalui mengingat, kita akan semakin tersadarkan bahwa seluruh perkataan Tuhan adalah kenyataan.