Satu kesalahan yang tersingkap secara jelas, meskipun sudah ditutup secara rapat, tentu akan sangat menyakitkan dan memalukan. Kondisi inilah yang terjadi kepada bangsa Israel berdasarkan catatan kenabian Yeremia. Melalui perkataan ini, Tuhan tidak sedang membela Diri-Nya di hadapan orang Israel. Justru, Tuhan sedang membuka seluruh kesalahan dan dosa yang mereka lakukan ke hadapan diri mereka sendiri. Segala kesalahan yang selama ini mereka anggap telah tersimpan aman, justru dipertontonkan oleh Tuhan sebagai sumber marabahaya bagi diri mereka sendiri.
Sekilas seluruh firman Tuhan yang terekam dalam ayat 26-35 ini berisikan kebencian dari Tuhan atas diri orang Israel. Namun, jika kita mencermatinya secara lebih mendalam, maka kita pun akan melihat perkataan ini sebagai tindakan Tuhan untuk membawa orang Israel keluar dari kehidupan yang penuh dosa. Semua kesalahan yang sudah mereka buat sejak lama pun Tuhan singkapkan secara terang-benderang. Sayangnya, mereka tidak menyadari dengan tulus bahwa seluruh tindakan itu adalah kesalahan dan keberdosaan di hadapan Tuhan. Bahkan, mereka pun tega melakukan praktik pengorbanan manusia untuk dewa bangsa asing. Meski demikian, Tuhan menyingkapkan semuanya sebagai cara untuk menarik mereka kembali dari kenikmatan dosa.
Sahabat Alkitab, firman Tuhan pada hari ini telah menjadi bahan permenungan bagi kita untuk menyadari bahwa tidak akan pernah ada peluang bagi kita untuk menyembunyikan kesalahan di hadapan Tuhan. Tempat yang paling terpencil maupun waktu yang berjalan linear sekalipun tidak akan mampu membenamkan segala keberdosaan kita dari Tuhan. Oleh sebab itu, sebelum segala keberdosaan itu membahayakan ikatan relasi antara kita dengan Tuhan, kita pun perlu menghadapankan semuanya kepada Tuhan dengan penuh rasa sesal dan malu. Langkah ini adalah penting sebagai proses transformasi iman yang sehat sebagai umat Tuhan.