Apa yang membuat kita merasa istimewa, ketika seseorang yang kita kagumi tiba-tiba memanggil nama kita? Perubahan sederhana tersebut membuat kita merasa dikenal secara pribadi dan lebih menyentuh hati.
Pada bacaan hari ini Yesaya mengungkapkan bahwa Allah memanggil umat yang berada di pembuangan dengan nama mereka sendiri (43:1). Nampak sederhana namun sangat bermakna bagi mereka yang telah tercabut dari akar budayanya dan kehilangan identitas sebagai bagian dari sebuah bangsa yang kini telah hancur. Pemanggilan nama pribadi menyentuh umat karena mereka diingat bukan hanya sebagai sebuah komunitas namun mereka diingat secara pribadi. Hal tersebut juga menandakan pengenalan Allah kepada umat-Nya menyentuh jati diri paling mendasar dari umat Israel. Allah Sang Pencipta dan Pemilik Kehidupan mengenal masing-masih umat dan segala kehidupannya.
Sapaan Allah membangkitkan harga diri dalam diri umat yang telah lama kehilangan harapan dan memandang pembebasan sebagai angan-angan yang tidak mungkin terwujud. Sapaan Allah mengingatkan umat untuk kembali mendekat dan mengenal-Nya lebih dalam lagi. Pada akhirnya kita melihat bahwa penyelamatan Allah yang holistik atas bangsa yang berada di tanah pembuangan tersebut. Bukan hanya dipulangkan kembali ke tanah leluhur mereka tetapi harga diri serta eksistensi mereka sebagai umat pilihan Tuhan kembali diteguhkan. Dimulai dari Allah yang memanggil nama umat-Nya.
Sahabat Alkitab, pada hari ini kita diingatkan melalui gambaran yang indah tentang kasih dan kuasa Allah dalam hidup kita. Sebagaimana Allah mengingatkan Yehuda pada masa lampau, kitapun diingatkan bahwa kita adalah milik kepunyaan-Nya yang amat berharga. Anugerah ini sudah semestinya kita sambut dengan syukur dan komitmen setia kepada-Nya, dalam segala aspek kehidupan kita. Selain itu Allah mengenal kita secara pribadi. Ia membentuk dan menenun kita. Maka sudah sepantasnya bila kita pun berjuang untuk semakin mengenal-Nya dan hidup erat serta dekat dengan Tuhan Sang Pencipta semesta.