Pernahkah kita berefleksi dalam hidup ini bahwa Tuhan telah begitu baik dalam kehidupan kita? Bahkan saat kita jauh dari-Nya karena segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan, Tuhan tetap memelihara kehidupan kita dan tak pernah sekalipun Ia meninggalkan kita. Sampai-sampai kita berpikir bagaimana membalas kebaikan Tuhan yang begitu besar ini. Itulah yang dilakukan Tuhan kepada Yehuda. Telah begitu banyak dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan Yehuda kepada Allah, sampai-sampai mereka harus mengalami hal yang begitu menyedihkan. Namun terlepas dari itu semua, rupanya Allah senantiasa menunjukkan pemeliharaan-Nya kepada Umat. Tidak pernah sekalipun Allah meninggalkan umat- Nya. Sekalipun Yehuda acapkali berpaling dan meninggalkan Allah. Tindakan pemeliharaan Allah ditunjukkan dalam ayat 29-30, dimana Allah menegaskan kepada Yehuda bahwa mereka tidak akan lagi mengalami kelaparan. Gandum akan selalu disediakan-Nya, sehingga kekuatiran akan kelaparan tidak perlu lagi dipikirkan oleh bangsa Yehuda. Dalam tindakan kasih tersebut Allah tetap menginginkan umat berada di jalan yang benar. Justru melalui kebaikan-kebaikan yang ditunjukkan-Nya, umat akan merasa malu karena Tuhan yang telah mereka khianati tersebut ternyata tidak pernah sekalipun memalingkan wajah-Nya dari Israel. Hingga akhirnya dengan kesadaran sendiri mereka memutuskan untuk kembali kepada Allah.
Sahabat Alkitab, semoga kita pun terketuk untuk berubah setelah kita sungguh-sungguh menyadari akan kasih dan kebaikan-Nya. Sejauh apapun kita melarikan diri dari hadapan-Nya, Allah akan berupaya untuk mencari dan merangkul kita di dalam pelukan-Nya. Namun bukan berarti kita bebas untuk berbuat kesalahan dan dosa. Justru seharusnya kita merasa malu karena pribadi macam apa yang begitu bebalnya menolak serta menjauhi Allah yang penuh kasih tersebut.