Menerima teguran atas kesalahan yang kita lakukan dengan hati yang lapang seringkali bukanlah hal yang mudah. Tidak jarang kita menunjukkan sikap defensif bahkan melakukan tindakan agresif atas teguran yang kita terima tersebut. Padahal jika kita mau sedikit rendah hati dan merenungkan teguran tersebut bisa jadi itulah cara yang Tuhan hadirkan untuk mengubah diri kita.
Mazmur 51 memberikan konteks tertentu sebelum memulai syairnya sebagaimana yang dituliskan dalam ayat 1 yakni “....ketika Nabi Natan datang kepadanya (Daud) setelah ia menghampiri Batsyeba.” Ungkapan tersebut merujuk pada kisah Daud dan Batsyeba yang termahsyur itu dan bagaimana Nabi Natan diperintahkan Allah untuk menegur serta menyatakan hukuman atas Daud. Konteks tersebut memberikan sebuah gambaran atas beratnya dosa yang dilakukan sehingga ada semacam jembatan pemahaman dari pemazmur kepada pembaca untuk beranjak kepada syair ungkapan penyesalan atas dosa yang dimulai dari ayat 3.
Pengakuan dosa ini diungkapkan dengan menyadari posisi manusia di hadapan Allah dan kesadaran bahwa hanya Tuhan sajalah dengan kasih setia-Nya dapat memberikan ampunan atas dosa-dosa yang kita perbuat. Pemazmur memohon agar Tuhan sajalah yang membersihkan dosa-dosa-Nya. Permohonan tersebut tentu saja dinyatakan kepada Tuhan dengan ketentuan bahwa seseorang harus terlebih dahulu menyadari serta menyesali kesalahan serta dosa yang telah diperbuat. Tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi di hadapan-Nya. Sang pendosa pada ayat 6 mengungkapkan bahwa ia telah berdosa karena melanggar apa yang telah ditetapkan-Nya. Ia sungguh berharap bahwa dosanya diampuni dengan bergantung penuh kepada hikmat serta kebijaksanaan Allah.
Kiranya firman Tuhan pada hari ini juga dapat menjadi alat bantu untuk berefleksi atas dosa-dosa serta kesalahan yang telah kita lakukan. Sesungguhnya kesadaran akan dosa yang telah kita lakukan ada dalam hati nurani yang terdalam, tetapi seringkali kita lah yang menyembunyikannya dengan pembenaran-pembenaran yang kita lakukan. Namun satu hal yang kita dapat yakini bahwa Tuhan adalah Sang Maha Pengampun. Ia menginginkan kita untuk berbalik kepada-Nya dan segala cara dapat dilakukan-Nya agar kita bertobat termasuk dari teguran yang mungkin disampaikan orang-orang di sekitar kita.