Kesadaran akan keberadaan Sang Pencipta yang dimiliki oleh manusia, mendorongnya untuk mengarahkan kehidupan kepada kuasa dan kehendak Tuhan. Pengakuan akan keberadaan Tuhan itu juga mengubah cara kita memandang dunia. Salah satunya pada penghayatan bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara dan Tuhan menanti kita dalam kehidupan kekal bersama-Nya. Inilah hakikat dari keselamatan yang menjadi harapan setiap insan.
Bagi bangsa Israel keselamatan dan kebenaran itu mereka upayakan dengan sungguh melalui ketaatan kepada hukum. Perbuatan lah yang menyelamatkan manusia. Sayangnya, mereka justru tidak sampai pada keselamatan dan kebenaran itu. Sebab mereka bergantung pada perbuatannya sendiri dan tidak membuka penghayatan iman pada anugerah yang dinyatakan Allah melalui Yesus Kristus. Bangsa itu lupa bahwa manusia pada hakikatnya penuh dengan keterbatasan sehingga betapapun kita berjuang selalu ada sisi pemberontakan pada Allah yang menghasilkan ketidaksempurnaan dalam melakukan hukum-Nya. Alih-alih bergantung pada belas kasihan dan kemurahan Allah pada akhirnya upaya bergantung pada perbuatan manusia demi keselamatan itu, berujung pada pemahaman hukum yang legalistik dan manipulasi disana-sini seperti yang terlihat pada masa Tuhan Yesus berkarya.
Pada sisi lainnya dalam Roma pasal 9 ini Paulus justru melihat bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi yang tidak mencari kebenaran itu malah beroleh kebenaran karena iman mereka pada penyataan Allah. Inti sesungguhnya bukan terletak pada etnisitas atau asal usul seseorang melainkan pada dimilikinya iman untuk menghayati anugerah penyelamatan Allah yang terungkap dalam karya serta pengorbanan Sang Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus. Pengakuan akan anugerah-Nya itu menghadirkan kerendahan hati dalam diri manusia dan ketergantungan penuh kepada-Nya.
Marilah kita kembali merenungkan kehidupan kita masing-masing. Sudahkan kita berserah serta bergantung penuh pada anugerah-Nya? Jangan-jangan kita masih sering “memberontak” kepada-Nya dengan tidak melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus yang sejati.