Kadangkala kita sering mempertentangkan antara kasih dengan ketegasan. Seolah-olah keduanya adalah sesuatu yang tidak dapat dimiliki oleh seseorang dan dilakukan secara bersamaan. Kasih memang totalitas penerimaan orang lain apa adanya, tetapi tidak serta merta menyetujui apalagi kompromi dengan perbuatan keliru yang mungkin dilakukan orang lain.
Dalam Roma 16:17-27, Paulus merasa perlu untuk mengingatkan jemaat Roma untuk berhati-hati terhadap mereka yang bertujuan untuk menghadirkan perpecahan dan mengacaukan kepercayaan orang kepada Tuhan. Mereka adalah para pengajar-pengajar palsu yang menyusup ke dalam komunitas pengikut-pengikut Kristus. Ajaran-ajaran palsu tersebut sungguh berbeda dengan apa yang Tuhan ajarkan sehingga pasti akan menimbulkan perpecahan dan dampak yang tidak baik. Pengajar-pengajar tersebut sungguh pintar menyelubungi pengajaran mereka dengan bahasa yang manis dan menipu para pendengarnya. Pada akhirnya yang menjadi tujuan akhir dari para pengajar palsu tersebut adalah keuntungan pribadi semata. Apa yang tampaknya indah dan manis ternyata tidak berisi sama sekali.
Para pengikut Kristus dan gereja perlu waspada akan ajaran-ajaran tersebut. Bahkan menolaknya dengan tegas. Umat Tuhan perlu membentengi diri dengan cara bertekun di dalam firman Tuhan. Paulus melihat bahwa jemaat di Roma sudah cukup baik untuk hal tersebut, tetapi jangan terlena dan tetap waspada. Selain dari merenungkan pengajaran yang benar, maka yang juga penting adalah melakukan pengajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jemaat harus berpegang pada keteguhan hati untuk memancarkan karakter kudus, kebenaran dan kasih yang bersumber dari Allah sendiri.
Dewasa ini upaya-upaya untuk menyesatkan jemaat-jemaat Tuhan juga masih terjadi bahkan semakin marak. Melalui media-media sosial pesan itu teramplifikasi dan terserap begitu saja jika seseorang tidak kritis dalam menerima informasi yang diterimanya. Maka sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita perlu senantiasa membentengi diri dengan cara bertekun dalam firman-Nya setiap saat. Bacalah, renungkan, dan hayatilah firman Tuhan seraya berupaya untuk melakukan firman tersebut dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memang mengajar kita untuk hidup dalam kasih yang tulus dan penuh totalitas, tetapi Ia juga menghendaki kita agar bersikap tegas terhadap penggodaan yang datang.