Seringkali dalam kehidupan beriman kita sehari-hari, menjadi sebuah penguatan yang melegakan disaat melihat keteladanan orang-orang di sekitar kita dalam menghidupi imannya sehari-hari. Mungkin inilah yang coba untuk ditunjukkan dalam perikop hari ini. Menampilkan keteladanan iman tokoh-tokoh terdahulu seraya memperlihatkan kesempurnaan iman yang dimungkinkan dalam karya pengorbanan Kristus.
Pada ayat 23-29 ini kita akan melihat perjalanan iman Musa. Memulai cerita mengenai Musa dimulai dari penceritaan tentang keberanian orang tua Musa menyembunyikannya selama tiga bulan meskipun ada ancaman dari Firaun. Mereka percaya bahwa Allah memiliki rencana bagi anak mereka dan tidak takut akan bahaya. Beberapa tahun kemudian, ketika Musa beranjak dewasa dan menyadari identitas aslinya sebagai orang Ibrani, ia menolak privilege-nya sebagai anak dari putri Firaun (ayat 24-26). Ia lebih memilih menderita bersama kaumnya daripada menikmati kemewahan di atas penderitaan kaumnya. Selain itu Musa juga mengambil keputusan besar dengan meninggalkan Mesir tanpa gentar terhadap murka Firaun (ayat 27). Ia meletakkan imannya kepada Allah, yang ia yakini jauh lebih berkuasa daripada Firaun. Keberanian Musa juga telah menggerakkannya umat Israel untuk terlibat dalam upaya pembebasan.
Musa juga memimpin bangsa Israel ketika Paskah, dengan memercikkan darah domba di pintu-pintu rumah mereka (ayat 28). Darah menjadi tanda perlindungan Allah yang menyelamatkan umat-Nya dari kematian. Bahkan salah satu peristiwa tak terlupakan dalam kisah Musa bersama umat adalah tentang terbelahnya laut Merah, yang memberi jalan bagi mereka untuk menyeberangi laut dan membantu mereka mengalahkan atau menenggelamkan tentara-tentara Firaun yang mengejarnya (ayat 29). Hal-hal luar biasa yang diperbuat Musa ini bukan karena kekuatannya sendiri melainkan keteguhan iman Musa kepada Allah. Tuhan senantiasa menyertai Musa dan menjadikannya pemimpin bagi bangsa Israel. Dengan cara inilah penyertaan Tuhan dirasakan secara nyata dalam kehidupan umat.
Sahabat Alkitab, iman memungkinkan kita berjalan dalam keajaiban yang Allah sediakan. Iman kepada-Nya akan membawa keberanian, kebijaksanaan, dan keselamatan yang sejati. Namun harus diingat bahwa yang menjadi fokus dari iman adalah kemampuan kita untuk membangun relasi dengan Allah dalam segala situasi yang terjadi. Kejadian-kejadian di luar tata hukum alam yang terjadi pada kisah Musa merupakan bagian rencana Tuhan untuk mendorong dibangunnya relasi dengan umat-Nya. Pada akhirnya umat Tuhan dapat merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dan tidak pernah meninggalkan Allah dalam kehidupan kita. Mungkin ada kalanya kita meragu saat pergumulan dan tantangan kehidupan datang, tetapi saat itu terjadi seharusnya iman kita semakin teguh kepada Tuhan.