Menurut anda, manakah yang lebih penting untuk diwujudkan sebagai umat beriman: menjalani ritus ibadah secara rutin atau melakukan kebaikan bagi sesama manusia maupun ciptaan lain? Namun, sebelum kita melakukan pendalaman kepada diri sendiri untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita cermati lebih lanjut esensi dari pertanyaan barusan. Sekilas, pertanyaan itu berusaha untuk menilik kedalaman iman seseorang kepada Tuhan. Namun, sesungguhnya bentuk pertanyaan seperti ini sedang memisahkan bahkan mengadu domba kedua praktek hidup tersebut. Padahal, keduanya menjadi sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisah apalagi dipertentangkan sebagai praktek hidup beriman. Konsep inilah yang muncul sebagai salah satu pesan dalam suara kenabian Zakharia.
Pernyataan Tuhan pada bacaan ini tergolong unik, mengingat sebab-akibat yang dialami oleh bangsa Israel terkesan tidaklah sebanding. Pasalnya, pada ayat 14 Tuhan mengingatkan bangsa Israel bahwa kondisi malapetaka yang mereka alami itu merupakan hasil dari tindakan mereka yang melukai hati Tuhan. Namun, pada ayat 15 Tuhan justru bermaksud untuk menggantikan malapetaka itu dengan damai sejahtera, asalkan mereka bersedia untuk membangun hidup yang penuh damai, kebenaran dan adil satu sama lain. Pada ayat 15 dan 16, Tuhan tidak meminta atau menuntut mereka untuk melakukan satu praktek hidup tertentu yang ditujukan khusus kepada-Nya, bahkan sebaliknya Ia memberikan tuntutan hidup yang saling bertanggung jawab yang ditujukan penuh kepada individu manusia lainnya. Secara lebih tegas lagi, Tuhan menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap orang lain merupakan sebuah kekejian yang dibenci oleh Diri-Nya.
Sahabat Alkitab, salah satu kecenderungan beriman yang dapat muncul pada diri seorang umat percaya adalah mengeksklusifkan orientasi iman hanya terbatas pada Tuhan dan menggeser tanggung jawab terhadap orang lain. Hal ini tentu adalah keliru sesuai dengan pesan suara kenabian Zakharia dalam permenungan perikop ini. Tuhan telah mengingatkan umat Israel pada ribuan tahun yang lampau sekaligus kepada kita di masa sekarang bahwa mewujudkan iman yang teguh kepada Tuhan berarti menghasilkan praktek hidup yang juga dapat dirasakan positif oleh pihak lain di sekitar kehidupan kita.