Banyak orang, tak terkecuali umat Tuhan, yang mempertanyakan alasan dan tujuan dari kemunculan kenyataan hidup yang pahit. Tidak sedikit pula yang menyalahkan diri maupun Tuhan atas kenyataan tersebut. Bahkan, ada pula yang menganggap bahwa semua kemalangan itu adalah bentuk bagian dari rencana Tuhan dalam hidupnya. Namun, apakah benar demikian? Lantas bagaimana dengan kenyataan nubuatan para nabi yang justru menunjukkan bahwa Tuhan melakukan hal yang sebaliknya dalam hidup umat-Nya.
Pesan kenabian dalam perikop ini misalnya, telah menunjukkan bahwa Tuhan bertindak sebagai penyelamat sekaligus pelindung bagi umat Israel. Padahal, situasi hidup yang mereka alami pada saat itu merupakan hasil dari kebebalan hati mereka yang tidak mau menjalani hidup dalam kesetiaan di hadapan Tuhan. Mereka sendiri yang telah menolak perlindungan dan pemeliharaan Tuhan melalui sikap hidup yang menjauhi, bahkan melanggar perintah-Nya. Meski demikian, Tuhan menghalau mara dari umat-Nya sehingga mereka dapat hidup tanpa jarak dan gangguan dari kasih Tuhan.
Mara yang Tuhan halau ini bukan berarti hidup umat-Nya akan bebas dari masalah dan hidup dalam standar-standar kenikmatan manusia. Mara yang Tuhan halau adalah segala bentuk ancaman iman yang dapat menjauhkan umat dari kasih Tuhan, maupun segala kuasa yang dapat membengkokkan hati dan pikiran umat dari perintah Tuhan. Persoalannya sekarang adalah pada diri umat dalam merespons tindakan Tuhan tersebut, yakni: Apakah kita sudah menyadari bahwa Tuhan telah menghalau mara dalam kehidupan kita? Atau, jangan-jangan kita masih mempertahankan standar manusia dalam menilai kenikmatan hidup sebagai umat Tuhan? Apakah kita masih terlalu sering mempersalahkan Tuhan atas segala bentuk pergumulan yang kita jalani dengan menganggap bahwa Tuhan tidak memberikan perlindungan bagi kita?
Sebagai umat Tuhan, terkhusus melalui permenungan pada hari ini, kita diajak untuk menilik kepada diri sendiri dan membangun pemahaman iman yang lebih adil dalam melihat dan menilai kondisi hidup. Kita juga perlu menyadari penyelamatan dan inisiatif kasih Tuhan yang selalu menghalau mara dari kehidupan kita. Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya hidup dalam berbagai hal yang mengancam relasi antara umat dengan Diri-Nya.