Tetapi setinggi langit di atas bumi, sebesar itu kasih-Nya bagi orang yang takwa. Sejauh timur dari barat, sejauh itu dibuang-Nya dosa-dosa kita (Mzm. 103:11-12, BIMK)
Betapapun jauhnya Israel telah pergi dan betapapun ia lebih mencintai dewa Baal daripada Allah yang telah menyelamatkannya, Allah tidak pernah berhenti mengasihi Israel. Setelah semua ganjaran yang ditimpakan kepada Israel, Allah akan membawa kembali mereka dari pelarian yang jauh ke dalam hadirat-Nya yang berlimpah-limpah dengan kasih karunia. Inisiatif pemulihan hubungan itu datangnya dari Allah sendiri.
Sahabat Alkitab, Kalimat "... Aku akan membawa dia ke padang gurun; di sana ia akan Kubujuk dengan kata-kata cinta" tidakkah menyayat hati kita yang membacanya? Bagaimanakan mungkin Allah itu datang kepada manusia seperti pengemis cinta? Bukankah yang bersalah itu manusia? Bukankah yang pergi bersundal juga manusia? Tidakkah seharusnya kitalah yang mengemis kasih dan pengampunan dari-Nya? Tetapi inilah bukti kasih Allah yang begitu besar kepada manusia. Ia mengasihi kita bahkan saat kita masih menjadi seteru Allah (Rm. 5:10). Paulus berkata dalam Filipi 2:6-8, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Allah telah merendahkan diri-Nya jauh lebih rendah dari manusia manapun, hanya untuk membuktikan kepada kita bahwa Dialah satu-satunya Pribadi yang kasih-Nya tidak pernah berakhir atas kita.
Kebaikan dan kasih Tuhan mana lagi yang akan kita dustakan sehingga mengejar kenikmatan dunia ini? Berhentilah lalu berbaliklah kembali kepada Allah.
Salam Alkitab Untuk Semua