Pernahkah kita mencari nama kita dalam daftar peserta suatu acara, namun tidak menemukannya? Mungkin kita merasa bingung, bahkan kecewa. Ada yang salah, apakah kita lupa mendaftar, ataukah ada kesalahan administrasi? Perasaan itu tentu tidak menyenangkan, terlebih jika daftar tersebut terkait dengan sesuatu yang penting. Nehemia 7:61-65 menceritakan tentang sekelompok orang yang ingin diakui sebagai imam, tetapi nama mereka tidak ditemukan dalam daftar silsilah. Akibatnya, mereka dianggap tidak tahir dan dikeluarkan dari tugas keimaman. Mereka tidak dapat menikmati hak-hak istimewa sebagai imam sampai ada keputusan dari Tuhan melalui Urim dan Tumim.
Menurut ketentuan turun-temurun, orang-orang yang tidak tercatat dalam silsilah tidak dapat menjalankan tugas keimaman. Namun, keputusan mengenai status mereka tidak didasarkan pada opini manusia, tetapi menunggu hasil jawaban dari Urim dan Tumim, sebuah sarana yang digunakan untuk mencari kehendak Tuhan. Nehemia sangat berhati-hati soal ini, sebab jabatan imam, dalam kehidupan umat Yahudi, adalah suatu jabatan yang sangat penting untuk menjaga kehidupan beriman bangsa Israel. Akan tetapi pada sisi lain, ia juga mengingat jumlah mereka yang cukup besar dan kontribusinya dalam bentuk harta benda maupun tenaga yang telah dicurahkan selama proses pembangunan. Lebih daripada itu, orang-orang tersebut mempersembahkan hati serta seluruh keberadaan mereka dalam proses tersebut melalui peran yang mereka jalani.
Sahabat Alkitab, seperti kita ketahui bahwa umat yang berada di pembuangan tidak semuanya bersedia untuk kembali ke Yerusalem. Namun bagi banyak orang yang kembali, ini adalah sebuah perjalanan iman yang pribadi dan intim. Allah tahu siapa yang benar-benar ingin kembali kepada-Nya dengan hati yang penuh pengabdian, bukan hanya karena kewajiban atau untuk dilihat orang lain. Pada akhirnya Tuhan melihat hati. Orang-orang tersebut diterima menjadi pelayan-pelayan-Nya. Maka hendaknya dalam segala aktivitas yang kita lakukan, persembahkanlah hati serta seluruh keberadaan kita bagi kemuliaan nama-Nya. Sesuatu yang dilakukan tidak dari hati yang tulus pasti akan nampak dan justru menjadi beban bagi kita yang menjalaninya.