Hati-hati Terpukau pada Gemerlap Dunia

Renungan Harian | 27 Februari 2025

Hati-hati Terpukau pada Gemerlap Dunia

Pernahkah kita merenungkan apa yang sesungguhnya paling berharga bagi hidup kita? Apakah kita gelar pendidikan yang kita dapat? Jabatan? Kekayaan atau bahkan kekuasaan yang kita miliki? Berpuas diri atas segala pencapaian yang kita miliki tidaklah salah. Namun jika seluruh nilai dan fokus kita hanya mengarah pada hal tersebut, saat itulah kita harus mengevaluasi cara pandang kita. Sebagai umat Tuhan sesungguhnya kita memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal duniawi yang dapat sirna, melainkan pada kemelekatan dengan Allah dan perwujudan kasih serta kehendak-Nya di kehidupan kita sehari-hari. 

 

Kitab Ester dimulai dengan sesuatu yang menarik: bukan Ester yang diperkenalkan pertama kali, melainkan seorang raja besar, Ahasyweros. Ia menguasai 127 provinsi, membentang luas dari India hingga Etiopia. Sebuah kekuasaan yang luar biasa, yang mencakup sebagian besar dunia yang dikenal pada waktu itu. Seperti yang tercatat dalam ayat keempat, sang raja mengadakan pesta besar-besaran selama 180 hari, hanya untuk "memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak." Kemudian, ia menambahkannya dengan perjamuan tujuh hari untuk seluruh rakyat di ibu kota Susan. 

 

Secara historis, Raja Ahasyweros, yang lebih dikenal sebagai Xerxes merupakan raja Persia yang dalam catatan sejarah memang terkenal dengan kekuasaannya yang besar. Hal itu seringkali menyebabkan keputusan-keputusan Ahasyweros sering diwarnai oleh kebanggaan diri. Pesta mewah itu, yang dibiayai dari kekayaan negara merupakan etalase dari “keberhasilannya”, menunjukkan betapa manusia mudah terjebak dalam ilusi keabadian kekuasaan. Ia ingin mengesankan para pejabat, rakyat, dan mungkin dirinya sendiri, bahwa ia tak terkalahkan. Namun, sejarah membuktikan bahwa kekuasaan Xerxes pun berlalu, dan kerajaannya tidak bertahan selamanya. Di tengah megahnya kisah ini, muncul ironi yang halus tetapi dalam: raja yang sangat berkuasa ini tidak mampu mengendalikan keadaan dalam istananya sendiri. Ketika Ratu Wasti menolak perintahnya, semua kemegahan itu seolah dipermalukan. 

 

Sahabat Alkitab, salah satu ancaman terhadap peradaban saat ini adalah materialisme dan konsumerisme yang tiada berujung. Manusia berlomba-lomba mencapai satu titik yang mereka maknai sebagai kesuksesan dan kemasyuran. Pada saat yang sama kita justru terjebak pada pemuasan diri yang tiada berujung dan menghadirkan penderitaan. Kekayaan, kekuasaan, dan popularitas, terlihat seperti bintang yang bersinar terang, tetapi cahayanya sesaat lalu padam. Bukan berarti kita tidak boleh hidup berkecukupan dan memiliki popularitas, melainkan dalam Tuhan hal tersebut bukanlah tujuan melainkan sarana untuk memuliakan Allah. Raja Ahasyweros seolah menjadi peringatan untuk kecenderungan kita jatuh pada hawa nafsu berlebih terhadap gemerlap harta duniawi, melainkan belajar untuk berkata cukup dan memuliakan Allah dengan seluruh keberadaan kita.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia