Mungkin kita pernah bertanya pada diri sendiri, apakah setiap perjuangan akan berakhir dalam keadilan? Apakah kebaikan yang kita lakukan akan membuahkan hasil, ataukah akan terhapus oleh kebisingan dunia? Kisah Mordekhai dan Ester dalam kitab Ester mengajarkan bahwa di balik segala peristiwa, ada tangan Tuhan yang bekerja dalam keheningan, menata segala sesuatu bagi kebaikan umat-Nya.
Mordekhai, seorang Yahudi yang awalnya hanya seorang pegawai kerajaan, mengalami perjalanan hidup yang penuh tantangan. Ia menolak tunduk kepada Haman, bukan karena kesombongan, tetapi karena iman. Penolakannya membawa ancaman bagi seluruh bangsanya, tetapi ia tetap teguh. Pada akhirnya, Tuhan membalikkan keadaan. Ia diangkat menjadi orang kedua di bawah Raja Ahasyweros, dihormati oleh bangsanya, dan menjadi perantara bagi kesejahteraan banyak orang. Namun, kisah ini lebih dari sekadar pergantian nasib. Kitab Ester adalah bukti bahwa Tuhan tidak selalu bekerja dengan cara yang spektakuler. Tidak ada laut yang terbelah, tidak ada mukjizat besar yang terlihat. Sebaliknya, Tuhan bekerja melalui keputusan-keputusan yang diambil oleh umat-Nya, melalui strategi dan kegigihan Mordekhai, melalui malam-malam tanpa tidur seorang raja, melalui keberanian seorang ratu, dan melalui ketaatan umat-Nya. Semua peristiwa yang tampaknya biasa ternyata dirajut menjadi karya besar penyelamatan.
Sahabat Alkitab, selama ini mungkin kita membayangkan bahwa pekerjaan dan keterlibatan Tuhan terjadi dengan luar biasa dalam peristiwa yang mungkin di luar nalar. Saat menghadapi pergumulan pun, seringkali kita terpengaruh pola pikir tersebut. Kita menginginkan jawaban langsung dari Tuhan melalui sebuah tanda yang jelas dalam pergumulan kita. Namun, yang seringkali kita dapati ialah Tuhan bekerja melalui proses yang perlahan dan tidak kentara. Ia menempatkan kita di posisi tertentu, memberi kesempatan untuk bertindak, dan menunggu kita melangkah dengan iman. Kita mungkin tidak melihat akhir dari perjalanan kehidupan saat ini, tetapi Tuhan sudah merancang akhir yang sempurna. Ketika menghadapi tantangan, marilah kita mengingat bahwa kemenangan sejati bukanlah sekadar keberhasilan sesuai standar dunia, tetapi kesetiaan yang tetap terjaga dalam setiap musim kehidupan. Sama seperti Mordekhai yang tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi berjuang demi kebaikan bangsanya, kita juga dipanggil untuk hidup dengan integritas dan kepercayaan penuh kepada Tuhan.
Hingga pada akhirnya, seperti orang-orang Yahudi yang bersukacita dalam perayaan Purim, kita juga akan menemukan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Di tengah gelapnya malam, Ia adalah terang yang tidak padam. Dalam badai kehidupan, Ia adalah jangkar yang teguh. Dalam perjalanan yang panjang dan penuh rintangan, Ia adalah kepastian yang memberi harapan.