Kebencian Saul kepada Daud dimulai dengan kecemburuan dan ketakutan. Perjalanan pulang ke kota setelah melakukan perang dengan bangsa Filistin telah membawa perubahan yang begitu besar terhadap pribadi Saul. Keberhasilan Daud dalam mengalahkan Goliat bukan hanya membawa kemenangan bagi bangsa Israel tetapi juga mendatangkan popularitas kepada dirinya sendiri. Itulah mengapa orang-orang memberikan sambutan dan sanjungan yang begitu besar kepada Daud, bahkan melebihi dari apa yang mereka berikan kepada Saul. Hal ini juga yang menimbulkan kecemburuan dan ketakutan pada diri Saul kepada Daud.
Saul cemburu atas popularitas dan penghormatan yang rakyat berikat kepada Daud. Hal ini pun menjadi ancaman bagi Saul sebagai seorang penguasa sah bangsa Israel. Sebagai seorang raja, ia tentu paham bahwa stabilitas kekuasaannya bergantung pada tingginya tingkat kepercayaan, hormat dan kepatuhan rakyat kepada dirinya. Namun, pengalaman perang dengan bangsa Filistin sudah cukup mengganggu pikiran Saul. Daud adalah pemeran utama sejak peperangan Israel-Filisitin itu terjadi. Sambutan yang diberikan oleh rakyat kepada Daud, hanyalah pemantik sekaligus penegasan akan posisi Daud yang semakin lebih dominan dibanding Saul. Ditambah lagi, Saul menyadari bahwa TUHAN menyertai Daud ketika ia justru semakin menjauh dari TUHAN. Saul pun telah membiarkan dirinya dikuasai oleh kecemburuan dan ketakutan terhadap Daud, sehingga ia semakin terperosok ke dalam kebencian yang membuatnya berperilaku semakin jahat di hadapan TUHAN.
Sahabat Alkitab, kondisi Saul ini terjadi karena beberapa alasa, yakni: pertama, Saul telah meninggalkan TUHAN; kedua, Daud semakin berperan dalam kehidupan bangsa Israel sebagai individu yang disertai TUHAN; ketiga, rakyat sudah mulai berpaling-hati kepada Daud. Sayangnya, Saul pun membiarkan dirinya untuk terjerumus ke dalam kecemburuan dan kebencian. Padahal, kecemburuan dan kebencian adalah awal mula kehancuran masa depan. Oleh sebab itu, marilah kita cermat menjalani hidup dan memberikan ruang bagi kehadiran TUHAN untuk menguasai hati agar kita tebebas dari kecemburuan dan kebencian.