Kebahagiaan Untuk Dibagikan

Renungan Harian | 20 Oktober 2022

Kebahagiaan Untuk Dibagikan

     Siapa yang tidak ingin hidup bahagia? Dan, siapa pula yang lebih memilih hidup dalam duka hampir disepanjang waktu kehidupannya? Persoalannya adalah terkadang bahkan seringkali terjadi perselisihan antar sesama manusia yang berusaha untuk mendapatkan kebahagiaannya masing-masing. Hal ini terjadi karena kebahagiaan yang ia dambakan ternyata dihasilkan dari sebuah mimpi yang sangat eksklusif dan tidak lagi mengingat kenyataan bahwa ada orang lain di sekitarnya yang juga membutuhkan kebahagiaan. Salah satu contoh konkret dari kondisi ini adalah seorang pelaku korupsi yang tega mencuri uang rakyat. Pada pemikirannya, mendapatkan uang banyak akan menghasilkan kebahagiaan materiel, tak peduli bagaimana caranya hingga ia melupakan dampak buruk yang dihasilkan dari tindakan korupsinya tersebut. Inilah mengapa sebuah kebahagiaan perlu dibangun dan diupayakan dalam sebuah perspektif yang lebih humanis dan rendah hati.

     Pesan yang diberikan Paulus kepada jemaat di Korintus pada perikop ini pun dapat menjadi sebuah modal untuk membangun perspektif yang lebih sehat tentang nilai ‘kebahagiaan’ dan cara untuk mendapatkannya. Bagi Paulus, kebahagiaan merupakan kondisi ketika ia mendapatkan penghiburan dari orang lain, dalam hal ini jemaatnya, secara khusus pada saat ia harus menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan. Kebahagiaan Paulus juga tidak merugikan maupun mendatangkan celaka bagi orang lain. Hal ini secara tegas ia tuliskan pada ayat 2, “kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorang pun, tidak seorang pun yang kami rugikan, dan tidak dari seorang pun kami cari untung.” Semua itu adalah hasil karena ruang yang ia sediakan di dalam hatinya untuk menerima kehadiran para jemaat, “kamu telah beroleh tempat di dalam hati kamidalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah.” Konsep kebahagiaan seperti inilah yang menjadi salah satu modal Paulus untuk tetap bertahan dalam pelayanan yang ia kerjakan dan tetap setia menjadi pekerja Kristus. Kebahagiaan yang ia rasakan tidak bersifat eksklusif melainkan memampukan ia untuk semakin efektif menjadi manusia yang membagikan karunia TUHAN bagi orang lain, dalam hal ini bagi jemaat TUHAN.

     Sahabat Alkitab, renungan firman TUHAN pada hari ini telah mengajarkan kita tentang sebuah konsep kebahagiaan yang didapatkan dari kehadiran orang lain dan dibagikan bagi orang lain pula. Paulus telah mengajarkan bahwa kebahagiaan sebagai umat TUHAN justru ia dapatkan melalui kehadiran orang lain dan berfungsi untuk dibagikan bagi banyak orang pula. Kebahagiaan itulah yang mempukan ia menjalani perannya sebagai pengajar jemaat sekaligus sebagai pengikut Kristus yang setia. Jadi, kebahagiaan semaca apa yang ingin anda dapatkan? Kebahagiaan untuk diri sendiri atau untuk dinikmati bersama di dalam TUHAN? Sadrilah bahwa sebuah kebahagiaan akan menjadi lebih bermakna dan bernilai jika dapat dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia