Pemberian yang tulus mendatangkan sukacita, siapapun akan senang menerimanya dan si pemberi beroleh berkat juga
Allah menolak sama sekali segala persembahan kurban orang Israel, sebab mereka tidak memberikan itu dengan tulus dan benar karena hati mereka telah meninggalkan Allah walau ibadat masih mereka jalankan. Sebagai ganjarannya, Allah akan menghukum dengna membuang mereka ke negeri Asyur dan Mesir. Di sana, sekalipun mereka ingin mempersembahkan kurban kepada Allah mereka tidak akan dapat melakukannya. Karena menyembah Baal dewa kesuburan, Allah akan mengambil kembali gandum yang telah Ia berikan, begitu juga dengan minyak zaitun dan anggur. Di sana mereka akan makan makanan haram, seperti mereka telah mencemari mezbah dan kurban persembahan kepada Tuhan. Juga hari raya keagamaan untuk menghormati nama Tuhan tidak akan dapat mereka rayakan, karena saat di Israel mereka telah menajiskan hari raya bagi Tuhan. Apa yang mereka miliki dan lakukan selama ini akan Tuhan rampas dari mereka.
Sahabat Alkitab, dari sejarah hubungan bangsa Israel dengan Allah kita tahu bahwa betapa tidak berartinya semua persembahan, perayaan, ibadat, dan semua aktivitas keagamaan di hadapan Allah jika itu dilakukan tidak dengan tulus dan benar. Tuhan tidak sedikitpun mengindahkannya bahkan dianggapnya sebagai kejahatan. Apa yang kita anggap sebagai kebaikan tapi jika dilakukan tidak berdasarkan kecintaan kita kepada Allah, maka tidak sedikitpun memiliki nilai kekekalan, tidak juga menyenangkan hati-Nya, dan tidak akan membawa kebaikan bagi kita. Kebaikan tanpa kasih Allah hanya seperti kain kotor di hadapan-Nya. Mari berhenti sejenak dari rutinitas baik yang kita sering lakukan, berefleksi diri untuk menemukan tujuan agung di dalamnya, lalu melakukannya lagi dengan kebaruan.
Banyak berbuat baik itu baik, menjadi sempurna dan indah ketika Allah adalah dasar dan tujuannya.
Salam Alkitab Untuk Semua