Proses pemilihan pengganti Yudas dilakukan oleh para murid Yesus yang memilih untuk tetap setia menjadi rasul Kristus. Pada momen ini kita pun dapat melihat sebuah kebutuhan yang mendesak agar proses penggantian tersebut dapat segera terjadi. Meski demikian, mereka tidaklah gegabah dalam mengusulkan hingga menetapkan pengganti Yudas. Paling tidak, kita melihat ada persyaratan mendasar yang perlu dipenuhi yaitu memiliki pengalaman mengikut Yesus yang juga serupa dengan para murid lainnya. Hal ini bukan untuk mendiskriminasi para murid yang secara lamanya waktu mengikut Yesus masih tergolong muda. Justru, hal ini dimaksudkan agar tercipta ikatan emosional, kesetiakawanan, kesetiaan kepada Kristus, kerelaan untuk mengemban tugas sebagai rasuk yang memberitakan pengajaran Kristus hingga daya tahan untuk menghadapi berbagai tantangan sebagai murid Yesus. Maklum saja, penggantian ini terjadi karena satu orang yang memilih untuk mengkhianati Yesus. Pengalaman terkhianati ini pun menjadi sebuah pembelajaran penting yang sungguh-sungguh diperhatikan oleh para murid lainnya.
Kita tentu bersepakat bahwa setiap pengalaman pahit atau mengecewakan selalu menimbulkan kesan yang begitu sulit untuk diterima. Namun, pada hari ini kita mendapati sebuah nilai pertumbuhan di atas segala pengalaman, entah yang senang maupun suram. Melalui proses pemilihan rasul pengganti dalam perikop ini para murid telah menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola pengalaman pengkhianatan yang mereka dapatkan dari Yudas hingga menghasilkan sebuah tahap perkembangan sebagai sebuah komunitas. Mereka semakin menghargai nilai keutuhan komunitas sebagai murid-murid Kristus. Itulah mengapa mereka bersepakat untuk mencari pengganti Yudas. Mereka pun semakin matang dalam perencaan sebagai komunitas murid Kristus. Itulah mengapa mereka memberikan syarat-syarat mendasar dan berbagai sistem pemilihan rasul.
Sahabat Alkitab, pengalaman hidup melayani bersama Yesus telah memberikan mereka banyak pelajaran dan perkembangan, entah secara pemikiran, karakter, mental dan iman. Di dalam pengalaman itu pula para murid Yesus mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga, secara khusus ketika Yudas mengkhianati sang Guru dan mereka sendiri. Oleh sebab itu, mereka membentuk sebuah sikap yang merupakan hasil dari pengalaman pahit tersebut. Proses pencarian pengganti Yudas yang berujung pada disepakatinya Matias sebagai rasul merupakan sebuah hasil dari kematangan para murid menghadapi pengalaman-pengalaman pahit yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini pun memberikan pesan bahwa kita perlu menghadapi berbagai pengalaman pahit demi menghasilkan kematangan berpikir, mental, karakter dan iman agar menjadi pribadi yang terus berkembang.