Penderitaan fisik yang dialami oleh Paulus sejak masa mudanya saat ia "ditangkap" oleh Kristus dalam perjalanan ke Damsyik hingga masa tuanya jelas membuat tubuh fisiknya semakin merosot. Begitu juga dengan sifat tubuh jasmaniah manusia yang memang mengalami kemerosotan "kerusakan" seiring bertambahnya usia, ini tidak dapat dicegah dan tidak ada penawarnya sama sekali. Paulus menulis surat 2 Korintus ini dalam usia yang telah lanjut. Fokus Pauluslah yang telah membuat perbedaan di sini. Ia berfokus pada manusia batiniahnya yang terus mengalami pembaharuan dan penguatan setiap hari. Fokus dan pengharapannya ini membuat dia yakin bahwa penderitaan serta kesusahan yang ia alami hanya bersifat sementara juga tidak seberapa dibandingkan dengan sukacita yang luar biasa dan abadi.
Sahabat Alkitab, sakit, luka, tua, mati adalah beberapa bentuk penderitaan fisik yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Para nabi, rasul, bapa gereja mula-mula, dan para pemberita Injil telah mengalami semua itu ketika mereka membawa berita tentang Kerajaan Allah. Dan jika berita itu telah sampai ke telinga kita hari ini itu menunjukkan bahwa semua penderitaan fisik itu tidak menghalangi langkah mereka untuk menyebarkannya. Di sepanjang sejarah, Allah telah menggunakan berbagai cara untuk membawa umatnya menjadi semakin serupa dengan gambar Anak-Nya, penderitaan adalah salah satunya. Penderitaan ternyata ampuh untuk membuat manusia melihat pada kemuliaan kekal yang Allah sediakan bagi mereka yang percaya dan berpengharapan kepadanya. Penderitaan telah membuat begitu banyak orang mencapai kematangan pribadi dan iman yang semakin hari semakin kuat hari demi hari.
Pada akhirnya tubuh jasmani ini dan segala "keindahannya" akan binasa untuk kemudian berganti dengan tubuh rohani yang penuh dengan kemuliaan. Nantikanlah itu!
Salam Alkitab Untuk Semua