Jemaat di Korintus memang telah menerima anugerah Allah. Mereka telah menjadi percaya kepada Yesus dan menerima banyak karunia rohani. Tetapi kehidupan mereka menjadi sorotan Paulus karena tidak mencerminkan orang-orang yang telah menerima anugerah Allah. Mereka seolah menyia-nyiakan kebaikan hati Allah bagi mereka. Sebaliknya Paulus memberi contoh akan caranya meresponi anugerah Allah. Ia menjaga hidupnya agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Bahkan ia rela menerima dengan sabar segala kesukaran karena mengikut Kristus dan memberitakan Injil. Kesukaran itu berupa penyiksaan, hukuman penjara, dikeroyok. Dan sebagai seorang hamba, ia telah bekerja dengan sangat keras hingga melupakan waktu istirahatnya dan bahkan mengalami kelaparan karena tidak mempunyai makanan.
Sahabat Alkitab, jangan menyia-nyiakan kebaikan Allah dengan cara hidup kita yang tidak berkenan. Keselamatan adalah kesempatan bagi kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bernilai kekekalan. Sayangnya ketika kita melihat anugerah Allah itu sebagai sesuatu yang murahan, kita bermain-main dengan itu. Kita hidup secara semaunya dengan pemikiran "yang penting sudah selamat." Kita lupa bahwa untuk setiap hal yang kita pikirkan, katakan, dan lakukan, akan diperhadapkan pada pengadilan Kristus dan kita harus mempertanggungjawabkannya. Seharusnyalah anugerah dan kebaikan Allah itu kita hargai begitu tinggi sebab memang itu sangat berharga. Seperti Paulus, bekerja keras memberi buah-buah kebaikan dalam hidup ini, dan memberitakan Injil walaupun susah keadaannya.
Yang menyedihkan adalah kita saat kita tidak mampu melihat kebaikan Allah dan menghargainya.
Salam Alkitab Untuk Semua