Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama yang sangat penting, entah secara fungsi maupun terkait dampak terhadap fisik dan psikis manusia. Paling tidak, secara menasar rumah berfungsi menjadi tempat berteduh yang memberikan perlindungan fisik atas tubuh manusia dan menghasilkan rasa aman. Namun, di tengah sistem perekonomian global dengan segala dinamikanya, sangat disayangkan bahwa masih banyak individu yang belum mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan ‘rumah’. Ditambah lagi banyak orang yang berada dalam tingkat perekonomian golongan ‘mampu’ memilih untuk membeli banyak rumah sebagai bentuk investasi, bukan sekadar memenuhi kebutuhan utamanya. Inilah salah satu faktor yang membuat harga rumah menjadi semakin mahal hingga pembelian rumah menjadi semakin sulit untuk dilakukan.
Paulus, di dalam perikop ini, ternyata juga menggunakan konsep ‘rumah’ atau kediaman sebagai gambaran atas jaminan hidup yang tersedia di dalam TUHAN. Ia menyadari bahwa sebagai umat percaya pada masa itu terdapat banyak tantangan dan hamabatan, baik fisik maupun psikis, yang dapat memengaruhi kualitas iman mereka kepada TUHAN. Itulah mengapa, Paulus mengungkapkan bahwa ia bersedia menanggung semua itu yang tidak jauh lebih besar daripada jaminan kediaman di dalam TUHAN. Kediaman ini tentu bukan merujuk pada materi, besarnya kavling, maupun luas tanah yang TUHAN berikan melainkan ruang hidup yang secara utuh terikat dengan TUHAN.
Sahabat Alkitab, setiap kita mungkin saja sedang menggumuli beberapa hal maupun mempertanyakan sejumlah peristiwa yang terjadi dalam hidup masing-masing. Tidak dapat dipungkiri, di dalam segala kelemahan dan keterbatasn sebagai manusia, mungkin juga ada di atnara umat percaya yang berpikiran untuk meninggalkan TUHAN karena terlalu muak atau letih dengan kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan ekpektasi. Namun, firman TUHAN yang menyapa kita pada hari ini telah menjadi sebuah pengingat atas jaminan yang terlalu berharga untuk kita lepaskan dan tinggalkan begitu saja. Di tengah beragam situasi hidup yang tidak nyaman maupun segala kondisi yang tidak menyenangkan biarlah umat TUHAN selalu mampu mempertahankan jaminan hidup utuh di dalam dan bersama TUHAN.