Pameran Museum, Pekan Alkitab Tobelo 2024
Setiap perjalanan dinas yang dilakukan Lembaga Alkitab Indonesia, terselip berbagai kisah unik yang membuat pengalaman melayani semakin berwarna. Seperti yang kita ketahui, dalam rangkaian Pekan Alkitab, salah satu event yang dinanti adalah Pameran Museum Alkitab. Sesuai namanya dalam pameran ini dipakang benda-benda Alkitab yang selama ini hanya bisa dilihat di Museum Alkitab LAI, di Jakarta. Wahyu Anasrullah (Anas) dan Helfia Henselika mewakili tim museum LAI memandu tur Museum Alkitab selama di Tobelo. Jika mengikuti rundown acara, Anas dan Helfia secara bergantian bertugas memandu para pengunjung dan menjaga meja registrasi.
Di antara berbagai benda yang dipamerkan, terdapat satu benda yang paling banyak menarik perhatian, yaitu alat musik yang dikenal dengan Sangkakala. Tidak sembarang orang dapat meniup Sangkakala, dibutuhkan teknik khusus agar alat musik ini dapat berbunyi. Menariknya, saat itu muncul juga seorang anak kecil bernama Sami, berusia 8 tahun, yang selalu memperhatikan bagaimana kakak-kakak pemandu museum bekerja. Tak lama setelahnya, ia mengatakan kalau ingin mencoba alat musik sangkakala. Saat itu semua orang baik para pemandu maupun orang dewasa lainnya yang ada di sana hanya tertawa dan menghargai niatnya untuk belajar. Namun, salah satu panitia dari LAI, Bpk. Victori Saetakela yang akrab dipanggil Pak Ori tetap memotivasi dan memberikan kesempatan kepada Sami untuk mencoba meniup sangkakala. Sangkakala dengan ukuran besar itu diposisikan di bibirnya yang kecil, dari sana muncul suara yang jelas dan lantang. Tanpa disangka ternyata Sami berhasil meniup sangkakala dan membuat banyak orang terkejut atas kemampuannya. Merekapun mengabadikannya di kamera gawai mereka.
Anak kecil berusia 8 tahun yang memiliki nama lengkap Samuel Fredrions Putnarubun ini bersekolah di salah satu sekolah dasar di Tobelo. Ibunya merupakan salah satu panitia lokal Pekan Alkitab Tobelo. Dalam kesehariannya, Sami menunjukkan minat besar di bidang musik selain olahraga. Sang ibu mengatakan bahwa ketika mengetahui akan diselenggarakan Pekan Alkitab di Universitas Halmahera (UNIERA) Tobelo, Sami bersemangat dan terus membicarakan bahwa ia ingin membeli Alkitab. Kecintaannya terhadap musik untuk sementara dikesampingkan, karena tabungannya yang semula direncanakan untuk membeli ukulele dibongkarnya untuk membeli Alkitab.
Anas mengatakan bahwa Sami beberapa kali menanyakan harga Alkitab TB 2. Ia juga mencoba bernegosiasi dengan Anas untuk membayar uang muka dahulu, sisanya akan dibayar keesokan harinya. Namun tanpa disangka, ia meminta izin pada ibunya untuk membongkar tabungannya, dan membayar penuh Alkitab yang diinginkannya. Ibunya sangat senang melihat anaknya begitu ingin membeli Alkitab yang dijual di acara Pekan Alkitab Tobelo ini. Sami dengan gembira menunjukkan Alkitab yang disayanginya. Ia juga merasa telah akrab dengan Anas, dan terus mengikuti Anas memandu para pengunjung. Setelah Anas atau Fia menjelaskan dan sampai ke bagian alat musik, dengan sigap Sami mengambil posisi siap memainkannya. Kolaborasi yang apik ini berlanjut hingga pameran ditutup. Sesekali, Sammy juga mencoba menjelaskan tentang sejarah benda-benda Alkitab dengan kemampuannya, tapi tetap dalam pengawasan Anas.
Kini Anas dan Helfia memiliki tim tambahan untuk memberikan yang terbaik selama memandu dan membimbing para pengunjung. Kehadiran mereka membantu pengunjung untuk memahami nilai sejarah di balik seluruh benda yang dipamerkan. Kiranya melalui informasi yang telah dibagikan dapat menambah wawasan para pengunjung tentang benda-benda yang selama ini mereka temui melalui pembacaan Alkitab.
Akhirnya, di sore terakhir penyelenggaraan pameran, Bpk. Dr. Sigit Triyono datang ke lokasi pameran, dan para pemandu memperkenalkan Sami kepadanya. Bp. Sigit ternyata sudah mendengar cerita tentang sang peniup sangkakala kecil ini. Ia sudah cukup banyak pula mendengar suara auman sangkakala yang ditiup Sami, tetapi belum memiliki waktu untuk menemui sang peniup. " Sami kamu mau hadiah apa?", dengan antusias Pak Sigit menanyakannya kepada Sami. Anak ini menjawab bahwa ia ingin Ukulele, karena kebetulan uang tabungannya sudah dibelanjakan Alkitab.
"Baik! Kita cari ukulele malam ini!" Semua bergembira bahwa Sami akhirnya mendapatkan dampak dari perjuangan maupun bakatnya yang ia persembahkan untuk mendukung LAI. Para panitia menjulukinya sebagai anggota termuda karena usianya yang masih belia, 8 tahun.
Mungkin pengalaman ini akan menjadi salah satu momen terunik dari Pekan Alkitab yang diselenggarakan Lembaga Alkitab Indonesia. Selain para pengunjung dipuaskan oleh informasi yang disampaikan dengan lengkap dan jelas oleh para pemandu, mereka mendapatkan pengalaman mendengarkan secara langsung suara dari sangkakala, yang selama ini hanya mereka baca dari teks Alkitab. Suara sangkakala menggema begitu nyata seperti pernyataan salah satu ibu pengunjung yang mengatakan, "Itu sangkakala berbunyi terus, suruh berhenti dulu jangan sampai Tuhan datang!'