Halal Bihalal Keluarga Besar Unit Percetakan LAI Bogor
Bersujud kepada Allah
Bersyukur sepanjang waktu
Setiap nafasmu, seluruh hidupmu
Semoga diberkahi Allah
Bersabar taat pada Allah
Menjaga keikhlasan-Nya
Semoga dirimu, semoga langkahmu
Diiringi oleh rahmat-Nya
Setiap nafasmu, seluruh hidupmu
Semoga diberkahi Allah
Bersyukur pada-Mu, ya Allah
Kaujadikan kami saudara
Indah dalam kebersamaan
Alunan kidung rohani Islami di atas dinyanyikan dengan syahdu oleh paduan suara karyawati Percetakan LAI dalam Halal Bihalal selepas merayakan Idul Fitri 1446 H pada 11 April 2025 kemarin. Uniknya, mereka yang menyanyikannya terdiri dari karyawati muslim dan non muslim. Seperti halnya hari besar lainnya seperti Natal, perayaan Idul Fitri dan Halal Bihalal di lingkungan Percetakan LAI juga dirayakan bersama oleh seluruh karyawan dan karyawati baik Muslim maupun Kristen. Toleransi dan kekeluargaan sudah menjadi keseharian di antara para karyawan dari mulai pimpinan hingga para staf.
Dalam sambutannya Ketua Umum LAI Ibu Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang menyatakan halal bihalal kalau dilihat dari arti katanya bermakna mengurai benang kusut dan menjernihkan air. Maka, halal bihalal menurut beliau menjadi momen dan kesempatan yang tepat bagi kita semua untuk mengurai benang kusut, menjernihkan hati dan pikiran kita. Kesempatan bagi kita untuk menyambung dan memperbaiki hubungan dengan sesame, saling memaafkan.
Lebih tegas Ibu Ery menyatakan momen paska lebaran Idul Fitri adalah kesempatan untuk kita agar mengikuti ajaran Kitab Suci, kembali ke jalan Allah dan memperbarui relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Supaya kita berjalan di jalan Allah dan mendapatkan pengampunan-Nya.
Momen kembali kepada jalan Allah sesuai dengan tema tahunan LAI 2025: Spiritualitas Alkitab yaitu spiritualitas yang berakar pada Kitab Suci. Setiap orang yang membaca Kitab Suci, hati dan pikirannya akan semakin dimurnikan dan dimampukan berjalan dalam kebenaran.
Pada sisi lain, Sekretaris Umum LAI, Dr. Sigit Triyono dalam sambutannya menceritakan pengalamannya dalam lebaran tahun ini lewat cerita tiga perjumpaan: dengan pimpinan desa dan wilayah di Nanggewer, dengan saudara sepupu, dengan tetangganya yang merupakan seorang ustad. Lewat momen-momen perjumpaan itu ia menyadari bahwa kehadiran kita bisa memberi makna dan sukacita bagi orang lain. Sekadar menengok dan hadir bisa menjadikan sahabat dan saudara menjadi lega dan untuk sejenak menghilangkan kepenatan, mempererat silaturahmi.
Pak Sigit di sisi lain juga mengingatkan sejalan dengan sambutan Ibu Ketua Umum tentang pentingnya berjalan dalam kebenaran, menaati peraturan dan menegakkan disiplin dalam hidup. Menutup sambutannya ia mengingatkan karyawan LAI untuk tekun berdoa dan bekerja keras melakukan hal yang terbaik.
Kegiatan halal bihalal ditutup dengan foto bersama dan santap siang bersama. Semoga momen saling memaafkan, saling mengakrabkan terus dibudayakan setiap hari, bukan hanya di hari raya. Salam Alkitab untuk semua
