Perjalanan dari Pembuangan Babel ke Tanah Perjanjian sering dilihat sebagai Eksodus yang kedua. Keduanya adalah peristiwa historis: umat TUHAN dibebaskan dari perbudakan dan penindasan di negeri asing. Keduanya juga merupakan peristiwa simbolis: simbol penyertaan TUHAN dalam ziarah hidup umat-Nya. Kasih dan penyertaan TUHAN itu menuntut dua hal: pertama, penataan hidup bersama yang adil dan dan bersetia-kawan. Kedua, selalu mengandalkan TUHAN dalam aneka pergulatan hidup. Jadi, perjalanan ke Tanah Perjanjian adalah ziarah iman dan sekolah solidaritas!
Sahabat Alkitab, sebagaimana dalam Eksodus pertama dahulu, perjalanan kedua inipun akan ditandai oleh penyertaan TUHAN. Dengan bahasa kiasan yang indah, penyertaan TUHAN itu dilukiskan. Bukit gundul dan padang-pasir mengalirkan air. Akibatnya, gurun ditumbuhi pelbagai jenis pohon besar dan rindang. Perjalanan di gurun menjadi nyaman. Umat tidak akan mati kehausan ataupun disengat panas.
Pemeliharaan TUHAN ini sekaligus membuat TUHAN, Allah Israel dikenal dan diakui. Kasih dan kesetiaan-Nya terbukti dalam tindakan-tindakan-Nya. Seperti Keluaran dari Mesir dahulu, pembebasan dari Babel juga adalah karya “penciptaan” TUHAN sendiri. Ia terus menciptakan dan membentuk umat-Nya!
Hidup kita adalah sebuah “perjalanan bersama TUHAN”. Betapa mudahnya kita melupakan “Teman seperjalanan” kita ini. Padahal Dia selalu berjalan bersama kita, memberikan arahan dan bantuan, dengan pelbagai cara yang mungkin tidak terduga. Nabi Yesaya mengajak kita untuk melihat sejarah dan peristiwa hidup dengan mata iman. Kita tidak pernah menjalani hidup ini sendirian. Selalu ada TUHAN yang mendampingi dan menopang. Selalu ada TUHAN yang menjamin rezeki dan perlindungan. Selalu ada TUHAN yang membuat jalan hidup kita aman, kendati sering melewati padang gersang. Itulah inti ziarah hidup kita: panggilan untuk terus mengandalkan Dia, sekaligus tetap bersaudara, solider dan bersetia-kawan
dengan sesama rekan seperjalanan.
Salam Alkitab Untuk Semua