Kitab Ezra ditulis untuk membantu komunitas Yahudi di Yerusalem memahami jati diri mereka sebagai umat Allah. Komunitas Yahudi terbentuk setelah pembuangan Babel. Mereka berupaya menaati hukum Taurat, membangun kembali kota Yerusalem dan bait Allah serta menjaga kemurnian hidup di tengah-tengah bangsa asing. Ezra sebagai seorang imam sekaligus seorang pemimpin Religius dan Nehemia yang ditunjuk sebagai Bupati Yehuda sangat berperan dalam memulihkan dan membangun kembali kehidupan orang – orang Yahudi yang baru pulang dari pembuangan. Namun sayangnya di tengah-tengah upaya membangun kembali Yerusalem, orang-orang di sekitar mereka berupaya menggagalkan rencana itu dan akhirnya pembangunan itupun terhenti, sampai tahun yang kedua zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia.
Sampai akhirnya Nabi Hagai dan Zakharia berupaya membujuk orang-orang untuk memulai kembali pekerjaan pembangunan itu atas perintah Raja Darius. Dan atas perintahnya, dilakukanlah penyelidikan di perbendaharaan di babel, di tempat naskah-naskah disimpan. Dan ditemukannya gulungan yang terbuat dari potongan-potongan papirus/kulit yang direkatkan dengan lem yang dijahit satu sama lain di Ahmeta, sebuah kota tempat para raja Persia melewati musim panas mereka. Isinya adalah perintah membangun kembali rumah Allah di Yerusalem dengan aturan-aturan yang jelas.
Darius dengan tegas menyerukan untuk melakukan aturan-aturan itu dengan seksama bahkan memberikan konsekwensi tegas bagi yang melanggar. Darius sebagai seorang pemimpin telah meneruskan pekerjaan besar pembangunan Bait Allah Yerusalem. Kesucian, kemahakuasaan dan kebesaran Allah yang disimbolkan melalui Yerusalem dan BaitNya dikembalikan Darius dan pribadi-pribadi luar biasa seperti Hagai dan Zakharia bahkan Ezra dan Nehemia adalah orang-orang terpilih yang dipakai Tuhan untuk memulihkan, menyemangati dan berperan besar dalam mengembalikan Bait Allah di Yerusalem.
Bapak/Ibu, begitulah cara kerja Allah yang dahsyat. Allah berkarya melalui penguasa-penguasa dunia untuk melaksanakan kehendakNya. Siapapun bisa Tuhan pakai untuk menjadi alat di tanganNya. Jika kita adalah seorang pemimpin, maka tugas besar kita adalah meneruskan rencana Tuhan. Rencana itu, adalah menghadirkan kebaikan-kebaikan, upaya-upaya untuk memulihkan setiap situasi yang terlihat terpuruk. Jika kita adalah seorang pemimpin maka tugas kita adalah menyemangati meskipun di tengah situasi yang sulit, tepuruk bahkan tak berdaya. Siapapun kita, adalah bagian dari orang-orang yang meneruskan kehendak Allah. bukan saja seorang pemimpin, tapi kita semua diberikan tanggung jawab yang sama. Dalam dunia kerja kita di tengah-tengah pandemi ini maka yang kita perlukan adalah komitmen, saling menyemangati, berjuang bersama karena kita percaya Allah turut campur tangan untuk memulihkan keadaan kita. Bait suci yang dibangun kembali adalah manifestasi dari sebuah keadaan yang dipulihkan. Dan kitapun percaya, lembaga dan dunia ini akan Tuhan pulihkan. Asalkan kita saling menguatkan dan bekerja bersama di dalam Tuhan. Ada waktu Tuhan dimana Ia akan bekerja bersama kita memulihkan keadaan ini. Tuhan menolong kita, dan memenuhi kita dengan Roh semangat, Roh bekerja bersama, Roh saling mendukung, dan saling menyemangati. Tuhan memberkati
Salam Alkitab Untuk Semua