Hari ini kita kembali mendengarkan Firman Tuhan, bagaimana respon umat ketika Rumah Allah ditahbiskan dan hari Raya Paskah yang pertama. Dikatakan bahwa para bupati sangat mematuhi perintah Raja Darius untuk melaksanakan pembanguna Bait Allah dengan seksama. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah dan akhirnya diselesaikan pada hari yang ketiga bulan Adar, yaitu bulan keenam dalam penanggalan Yahudi, yang berlangsung dari sekitar pertengahan Februari sampai pertengahan Maret. Mereka merayakan pentahbisan rumah Allah dengan bersukaria, dan mempersembahkan korban bakaran dan penghapusan dosa.
Sukacita itupun diwujudkan dengan merayakan Paskah, menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan. Mereka memakannya serta memisahkan diri dari kenajisan bangsa-bangsa negeri itu dan berbakti kepada Tuhan, Allah Israel dan juga merayakan hari Raya Roti Tidak Beragi. Kedua perayaan ini dilangsungkan secara berturut-turut. Paskah untuk mengingat bagaimana Allah telah menyelamatkan mereka dari perbudakan, sedangkan Roti tidak beragi untuk mengenang betapa terburu-burunya nenek moyang mereka saat meninggalkan mereka, tidak ada waktu untuk menunggu roti mengembang sehingga hanya bisa membuat roti tanpa ragi. Selain itu, mereka bersyukur atas hasil panen yang menjamin ketersediaan pangan bagi rakyat. 2 perayaan ini kemudian digabungkan untuk mengenang kebesaran Allah di masa lalu dan mensyukuri hidup mereka saat ini.
Yang paling penting dari teks Firman Tuhan ini adalah bagaimana umat Israel merespon karya Allah bagi hidup mereka. Mensyukuri perbuatan Allah di masa lalu, bagaimana penyertaan Allah begitu nyata dan terbukti sehingga Israel menemukan janji Tuhan. Dan yang lebih penting adalah tindakan berbakti kepada Allah.
Hidup kitapun harus dipenuhi dengan syukur. Sebab kadang-kadang kesenangan dan kebahagiaan kini menjadikan kita melupakan kepahitan masa lalu. Bagaimana kita merespon perbuatan Tuhan yang ajaib. Selama ini Tuhan telah menjaga kita melewati masa-masa sulit menghadapi pandemi. Kita merasa terpuruk, tidak merdeka selayaknya dipenjara di rumah sendiri, hidup dalam bayang-bayang ketakutan akan hari-hari hidup selanjutnya, tapi toh Tuhan membuktikan janji penyertaanNya. Kita ada sampai saat ini adalah karena penyertaan Tuhan, maka sepatutnya kita merespon kebaikan Tuhan dengan bersyukur dan bersukacita, bahwa keselamatan tetap menjadi bagian kita. Terlebih dari itu Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hidup saat ini dan respon kita untuk menjadi pribadi yang selalu berbakti kepada Tuhan. Memang benar, Allah kita dulu dan selamanya adalah Allah yang menyertai. Kita percaya, LAI adalah milik Tuhan yang akan dilindungi, dijaga dan semua karyawan tetap dalam penyertaanNya. Tuhan menolong kita untuk tetap memiliki hati yang selalu bersyukur dan berbakti padaNya. Amin